Selasa, 28 Desember 2010
La Tahzan For Teachers
Kamis, 16 Desember 2010
[KLIPING] Anak-anak Karbitan
Sumber : http://rumahinspirasi.com/homeschooling/anak-anak-karbitan
Hari ini menemukan artikel lama yang menarik. Mudah-mudahan bermanfaat untuk refleksi kita semua sebagai orangtua. Artikel ini ditulis oleh Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut Pengembangan Pendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.
Berikut ini artikel selengkapnya:
Anak-anak yang digegas Menjadi cepat mekar Cepat matang Cepat layu…
Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya. Dimana mana orang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga persekolahan yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayanan pendidikan yang baik. Taman kanak-kanak pun berdiri dengan berbagai rupa, di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak pun juga bertaburan di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa, hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik dan berenang. Dunia pendidikan saat ini betul-betul penuh dengan denyut kegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan yang terkadang menguras isi kantung orangtua …
Captive market! Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kita amati lebih cermat, dan kita baca berbagai informasi di intenet dan lileratur yang ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak usia dini, maka kita akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besar penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan. Di samping ketidakpatutan yang dilakukan oleh orang tua akibat ketidak tahuannya!
Jumat, 10 Desember 2010
School is a choice
Buku setebal 307 halaman ini selesai saya baca dalam sehari, dengan berusaha zero persepsi terlebih dahulu karena saya ingin membacanya murni dari persepsi penulis, supaya kepala saya tidak terlalu panas hehe..
Saya setuju dengan beberapa hal dalam buku ini, bahwa belajar harus dalam suasana yang positive, menyenangkan, bahagia, menarik, bergairah, sehingga seluruh kemampuan otak bisa terakomodasi dengan baik.
Setiyo menggunakan teknik Neuro Linguistic Program untuk cara belajar, yaitu dalam kondisi alfa atau trance, menggunakan anchor atau semacam “cubitan” penyemangat, menuliskan tujuan dengan jelas dan rinci dan membacanya berulang-ulang setiap mau tidur atau sholat atau saat alfa, dan masih banyak teknik-teknik NLP lain yang digunakan.
Rabu, 08 Desember 2010
Alangkah lucunya negeri ini
Seperti kebanyakan orang mereka bertiga gengsi kalau tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai gelar kesarjanaan mereka, hmm mungkin bukan mereka bertiga saja porsi terbesar adalah orang tua dan lingkungan, “sarjana manajemen kok buka sablon”
Senin, 29 November 2010
Pendidikan karakter? Mungkinkah?
Core karakter yang ada pada masyarakat Indonesia sudah digagas oleh pendiri bangsa sesepuh bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Menurut Prof. Dr. John Titaley sebelum 17 agustus 1945 tidak ada Indonesia, yang ada masyarakat dibedakan berdasarkan etnisnya atau masih menggunakan identitas primordial. Untuk memecahkan masalah ini maka Soekarno mencetuskan ide tentang Pancasila dalam piagam Jakarta yang sempat mengalami sedikit perubahan sehingga dapat diterima oleh seluruh etnik yang ada di Indonesia. Pada awal berdirinya Indonesia sudah dapat menerima keberadaan warga negaranya dengan beragam agama mereka masing-masing (inklusif) dan dalam hubungan kebersamaan mereka sebagai warga negara sangat terbuka untuk mengalami transformasi akibat perjumpaan itu (transformative).
Minggu, 21 November 2010
Ulasan Festival Ekonomi Kreatif 2010 se Indonesia
PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN: SEBUAH KENISCAYAAN
PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN: SEBUAH KENISCAYAAN
Oleh : Oen Toeng Wie
Lebih dari 2400 tahun silam, konfusius menyatakan:
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan,, saya pahami
Sungguh adalah satu kenyataan yang tidak isa dipungkiri bahwa keberhasilan pendidikan, diawali dari keberhasilan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peerta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik sebagai subyek belajar.
BERAPA JAUH KITA TELAH MELANGKAH
To say is easy
To do is difficult
To understand is more difficult
To make one understand is most difficult
(Sun yat sen)
Kamis, 11 November 2010
Erin Gruwell, Mendidik dengan HATI
Rabu, 10 November 2010
Monalisa Smile dan Dead Poet Society
Walau mereka masih di sekolah, mereka wajib menikah jika sudah dirasa siap oleh orang tua mereka, dan karena tradisi yang sudah melekat ini sekolah memberikan dispensasi satu bulan untuk tidak mengikuti pelajaran, bagi muridnya yang baru menikah.
Senin, 08 November 2010
Totto-Chan si Cerdas yang menginspirasi
Sabtu, 06 November 2010
Belajar itu menyenangkan...\(^.^)/…
Semangaatt!!..(^.^)/..
Berikut adalah proses belajar saya untuk mewujudkan itu semua...:)
Pertama :
Murid-murid di kelompok baru, saling memberikan informasi tentang materi yang diperoleh dari kelompok lama |
Senin, 01 November 2010
Digital Learners
Have you been paying attention?
How do your students learn? Are they interpersonal, logical, spatial, intrapersonal, linguistic, musical, naturalist or body-kinesthetic
Yes!! (Gardner, Frames Of Mind (2003))
But Mostly, They’re Digital Learners
Here’s Why
Todays, average graduates college have spent :
Over 10000 hours playing video game – interactive videogames, mediascopes, june 1996
Over 10000 hours talking in cellphones – Prensky M (2001), Digital Natives, Digital Immigrants
and roughly 20000 hours watching TV
Today’s Children and Teens spend 2,75 hours a week using home computers- Institute for social research,2004
70% of our nation’s 4- 6 years old have used a computer – Kaiser Family Fondation 2003
Minggu, 31 Oktober 2010
Trick to Remember Debits and Credits
Harta = Hutang + Modal +Pendapatan – Beban/biaya
Trik ini adalah permainan tangan—tangan KIRI adalah Debet dan tangan KANAN adalah kredit
Jumat, 29 Oktober 2010
Sir Ken Robinson - Bring on the Learning Revolution!
Setelah melihat video Sir Ken Robinson mengenai Revolusi Pembelajaran, mengingatkan saya pada puisi lama Khalil Gibran tentang ANAK
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata, Bicaralah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
Pendidikan adalah untuk masa depan bukan sekarang dan masa lalu, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak bisa dengan metode masa lalu tanpa update perkembangan yang sangat pesat terjadi di sekitar kita dan murid-murid kita.
Jawaban untuk alasan mengapa murid-murid suka mencontek, malas belajar, malas sekolah karena mereka tidak merasakan spirit yang ada dalam kegiatan belajarnya, mereka tidak mencintai belajarnya, mereka tidak mencintai kegiatan belajar yang mereka lakukan, sehingga waktu 5 menit serasa 1 jam. Bandingkan jika mereka menyukai apa yang mereka lakukan, bermain gitar, menulis, melukis atau membaca, semua kegiatan tersebut akan mereka lakukan dengan penuh semangat, sehingga waktu 1 jam serasa 5 menit, dan dipastikan hasil yang didapatpun sangat bagus.
Sehingga yang mesti kita lakukan adalah harus segera melakukan metafora, revolusi, transformasi, inovasi dari pendidikan manufaktur yang berbasis liniearitas, standarisasi, konformitas dan pengelompokan (sesuai usia, IQ, dll) merubahnya dengan prinsip-prinsip pertanian, bukan linier namun organic—analoginya, pada saat kita menanam, kita akan menyiapkan tanah, pupuk organic sesuai sifat dan jenis tanaman supaya tumbuh bagus dan sehat nantinya.
Demikian juga dengan pendidikan kita harus merubah sistem pendidikan kita sebagai media yang tepat untuk pendidikan murid-murid kita, kita tidak dapat memastikan bagaimana mereka berkembang nantinya, namun kita bisa menyiapkan lahan dan cara yang tepat yang sesuai dengan potensi dan bakat yang ada pada murid-murid kita.
Jadi bukan murid-murid kita yang menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ditetapkan namun, kurikulum pendidikan yang mesti sesuai dengan potensi setiap murid-murid kita.
Model-model yang berkembang sekarang seharusnya diterapkan secara personal kepada murid-murid kita, artinya lahan yang ada atau model yang ada disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam atau murid yang akan kita ajari.
Bukan membantu memecahkan solusi namun membuat murid-murid kita dapat menciptakan solusi sendiri dari setiap permasalahan yang mereka hadapi dalam pembelajaran dan kehidupannya kelak.
Berikut transkrip lengkapnya :
Zaid Bikha-FLOWERS ARE RED
A little boy went first day at school
He got some crayons and he started to draw
He put colors all over the paper
For colors was what he saw
The teacher said, "What you doin' young man?"
"I'm paintin' flowers see"
"Well this is not the time for art young man
And anyway flowers are green and red
There's a time for everything young man
a way it should be done
You've got to show concern for everyone else
For you're not the only one"
And she said...
"Flowers are red
Green leaves are green
There's no need to see flowers any other way
Than they way they always have been seen "
But the little boy said...
"There are so many colors in the rainbow
So many colors in the morning sun
So many colors in the flower and I see every one"
Well the teacher said "You're sassy
There's a way that things should be
And you'll paint flowers the way they are
So repeat after me..."
she said...
Senin, 25 Oktober 2010
Pendidikan Utopis, Tapi Perlu
Setelah menonton video di atas, tiba-tiba saya teringat dengan beberapa tulisan lama, yang bertema pendidikan. Tulisan aslinya berjudul Education: The Necessary Utopia, oleh Jacques Delors. Tulisan ini adalah sebuah pengantar dari sebuah kumpulan artikel berjudul Learning: the Treasure Within, yang diterbitkan oleh UNESCO. Judul artikel pengantar itu sangat menarik, sekaligus provokatif, menurut saya.
Minggu, 24 Oktober 2010
RSBI VS Sekolah Jepang By. Murni Ramli
Saya pribadi berpendapat bahwa sister school bukan milik RSBI atau SBI semata, tetapi sekolah dengan embel-embel nama apapun bebas untuk melakukannya. Saya mendapat kesan bahwa Kepsek yang datang memang agak terbebani dengan keharusan untuk membentuk sister school tersebut sebagai salah satu syarat RSBI.
Comment buku “Dengan Pujian Bukan Kemarahan” – By Nesia Andriana Arif
Di buku itu pada intinya Alfie Kohn menyatakan tentang bagaimana kita bisa membuat anak-anak melakukan kebaikan tanpa syarat, tanpa keinginan untuk dipuji. Bagaimana bisa menumbuhkan motivasi dari dalam untuk melakukan sesuatu dengan baik dan benar.
Sang Pencerah bagi Seorang Guru
Terlepas dari film tentang sejarah berdirinya Muhammadiyah, banyak sekali hal yang diperoleh dari film inspiratif ini.
Terutama bagaimana seseorang berjuang ikhtiar untuk memperjuangkan apa yang diyakini benar. Perjuangan, intimidasi yang dialami membuat Ahmad Dahlan lebih kuat dan percaya diri. Pertentangan-pertentangn yang terjadi antara kebenaran Agama dan budaya yang sudah ada berabad-abad juga mewarnai film ini. Seperti misalnya sesaji, upacara 7 hari, 40 hari yang dalam aturan agama tidak ada.
Dalam film ini juga diungkapkan bagaimana Ahmad Dahlan di kucilkan oleh penduduk kauman, dihujat kafir, hingga langgar atau mushola kecil di depan rumahnya dibakar oleh massa karena dianggap agama yang diajarkan Ahmad Dahlan tidak benar.
Metode pembelajaran Ahmad Dahlan juga sangat menarik. Jika di sekolah kita sekarang ada murid kentut pada saat seorang guru memberi salam pembuka, hampir dipastikan murid tersebut akan dihukum habis-habisan
Beda dengan Ahmad Dahlan, dari membahas kentut saja dia bisa menjelaskan ilmu biologi, fisika dan agama.
Bagaimana dengan kita?
Ahmad Dahlan dengan berani mengubah sistem belajar yang berbeda, daripada mendengar apa kata guru, lebih baik, ungkapkan apa yang ingin kalian ketahui. Jadi murid dipancing untuk berani bertanya, berani mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya, hingga berani beropini.
Ketika ada seorang murid yang bertanya mengenai “apa itu Agama?”—Ahmad Dahlan menjawabnya dengan memainkan biolanya dengan indah. Dia meminta pendapat pada muridnya, apa yang kalian rasakan. Jawab muridnya, Indah dan menyejukkan hati. Itulah Agama, kata Ahmad Dahlan.
Kemudian seorang murid disuruh memainkan biolanya, dan suara ngak ngek ngok memusingkan kepala dan tidak enak ditelinga pun keluar, karena si murid tidak tahu cara memainkannya. Ahmad Dahlan kembali bertanya pada muridnya, apa yang kalian rasakan. Jawab muridnya, rusak dan kacau. Apa kata Ahmad Dahlan, itulah agama.
Kesimpulan nya, Agama jika dilakukan dengan baik sesuai aturan Al Qur’an dan Hadits maka dia akan terasa indah dan menyejukkan hati. Namun jika tidak maka akan kacau dan rusak.
Pembelajaran seperti ini pasti sangat merasuk ke dalam sanubari seorang murid, mereka akan memasukkan konsep tersebut ke bawah sadarnya, dan akan mengingat dan mengamalkannya hingga akhir hayat.
Bandingkan lagi dengan murid kita sekarang, ketika mereka beropini dan dimata kita opini tersebut salah, maka yang terlontar adalah, tidak sopan, tidak bermoral. Tanpa pemberitahuan yang jelas dan masuk akal (bagi mereka) mana yang tidak sopan dan mana yang tidak bermoral.
Kebenaran hanya milik Allah, kita hanya wajib berikhtiar.
Daftar Kebaikan
Ide ini berawal dari note seorang teman Shalahudin Borneo mengenai seorang guru yang membuat daftar kebaikan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri seorang anak.
Anak-anak saya ada sekitar 56 orang, setiap kelas ada 28 anak. Sehingga untuk satu kelas butuh sekitar 784 kartu, berarti kalau dua kelas ada 1.568 kartu. Saya mulai ke tukang potong kertas beli 200 lembar kertas yang agak tebal..likes kertas kerdus, murah, cuma 20 ribu, lalu kupotong jadi 8....*mulai kurang kerjaan ya gurunya hihihi..*
Masuk kelas, setiap anak memperoleh 28 kartu, tugas mereka adalah menulis nama seluruh teman sekelasnya dan menuliskan satu kebaikan untuk masing-masing teman mereka di setiap kartu, tidak boleh normatif, harus terperinci, kalau perlu pakai cerita yang membuat mereka terkesan akan kebaikan teman tersebut.
Hehehe ternyata butuh waktu hampir dua jam pelajaran atau 1,5 jam untuk membuat daftar tersebut. Ternyata melihat kebaikan temen lebih sulit daripada melihat kejelekannya. Sampai ada seorang anak yang mengeluh, ”aduh bu kurang 10 kartu gak ada kebaikannya si....”.... ”Oh come on pasti ada, buka hati, buang gengsi, kalau perlu lihatlah wajahnya..”...
Akhirnya selesai juga, semua kartu kembali ke saya, untuk saya pilah-pilah sesuai nama, jadi sekarang tiap nama punya 28 kartu daftar kebaikan.
Esok paginya saya bagikan daftar kebaikan tersebut ke yang punya nama. Apa reaksi mereka?...wajah mereka cerah ceria, gelak tawa mulai terdengar, kemudian mereka berlarian ke teman yang mereka kira menulis kebaikan tersebut. Setelah puas membaca daftar kebaikannya, saya suruh mereka mengurutkan dari yang membuncahkan hati sampai yang biasa-biasa saja. Saya siapkan pita warna-warni dan pembolong.
Saya sarankan mereka untuk membaca daftar kebaikan mereka ketika mereka merasa down dan kesepian.
Ide ini dilatarbelakangi adanya keluhan beberapa anak yang mulai dijauhi teman-temannya, tanpa sebab. Ada lagi yang sampai tidak merasa nyaman di kelas karena tak seorang temanpun yang mau bicara dengannya.
Menjadi Instruktur
Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...
-
Saya meminta seorang teman sariorange@gmail.com untuk menerjemahkan artikel yang berharga ini, supaya lebih banyak teman guru yang bisa ter...
-
Tahun 1998 - 2005 saya adalah guru paling kejam di dunia, saya sering menyakiti anak-anak saya sebagai dalih untuk melecut semangat mereka, ...
-
Mereka yang ada di Jaman Jahiliyah 3 Saya... :) Saat ini saya membagi perjalanan saya menjadi guru, menjadi tiga jaman jahiliyyah. Pili...