Walau terlambat, memperoleh dan membaca buku ini, namun kisah-kisah 12 guru hebat yang disajikan dalam buku ini sungguh membuat saya semakin mantap melangkah.
Buku dengan judul Apa yang berbeda dari Guru Hebat karya Eko Prasetyo (editor Jawa Pos) dan Muhammad Ihsan (sekjen Ikatan Guru Indonesia), mengisahkan secara ringan dan lugas 12 guru hebat yang seringnya justru dibilang guru aneh dan kurang kerjaan (pengalaman pribadi...*halah)
Adalah Setyo Purnomo atau pak Pur (temen nih), yang kuliah saja tidak lulus, hanya gara-gara pak Pur memegang teguh idealisme kejujurannya saat penyusunan skripsi. Pak Pur sempat kuliah di Fak Perta UGM, saat penelitian, tanaman yang ditelitinya dipanen oleh petani pemilik tanah, padahal sebelumnya ada perjanjian antara keduanya bahwa tanaman tersebut tidak dipanen sebelum penelitian pak Pur selesai, namun sepertnya si petani lupa. Sebenarnya kalau mau, Pak Pur bisa saja memalsukan data penelitiannya untuk selanjutnya lulus sarjana pertanian UGM waaa keren ya, tapi sayangnya eh hebatnya beliau tidak mau, mendingan gak lulus sekalian ajah, daripada dapet ijasah dengan cara gak jujur.
Selain kuliah di Faperta, pak Pur memiliki kesukaan tingkat tinggi pada IT, yang kemudian membuahkan prestasi dengan memudahkan kota Kendal untuk berkomputer dengan Open Source, dengan programnya KendaL Goes Open Source.
But most of all dari pak Pur yang saya suka adalah keegaliterannya bersama murid-muridnya di kelas, dia dengan legawa mau dikritik muridnya. Egaliter dan keakrabannya dengan murid tersebut yang akhirnya malah menyingkirkan pak Pur dari sekolah itu....kenapa?? baca sendiri yaaa hehe...:)
Berikutnya adalah Imron Wijaya, membaca kisahnya saya dapat memperoleh gambaran bahwa beliau adalah sosok guru yang pogress (bahasa sini, yang artinya kira-kira berpikiran kedepan dan cekatan). Cita-citanya untuk mewujudkan pendidikan bermutu dan berkualitas dapat dinikmati oleh anak-anak miskin bisa terwujud dengan sifatnya yang set set wet itu. Gimana caranya?...
Yang ketiga adik favorit saya, Dhitta Puti S, anak muda yang cerdas, pekerja keras, dan up to date. Saya waktu seumuran Puti 11 tahun lalu, masih mikir seneng-seneng dan egois, tapi Puti tidak, konsep pendidikan dan belajar yang diusungnya jelas, aplikasinya relevan, sangat bagus dan dapat diterima oleh murid-muridnya. Puti mengajar dengan bercerita, baik dari buku atau cerita karangannya sendiri. Oya Puti mengajar bahasa Inggris dan Matematika juga Fisika, dia juga dosen bahasa Inggris. hiks keren ya...
Mau tau metode mengajar Puti? simak bukunya yaaa...:)
Keempat adalah Sukari Darno, wah yang ini awesome, pak Sukari ini kalau menurut saya bener-bener manusia pembelajar. Karir pertamanya adalah pak bon sekolah, karena bekerja dengan hati dan jujur, beliau kemudian dipercaya untuk mengerjakan pekerjaan kantor- ngetik pakai komputer--, dari situ pak Sukari mulai belajar WS dan Lotus secara otodidak...cool. Sampai akhirnya beliau memperoleh jalan untuk melanjutkan kuliah dan sekarang mengajar menjadi guru TIK di SMA Muhammadiyah Gresik. Eits tapi bukan sembarang guru komputer yaa, beliau sudah bikin buku dan jadi fasilitator juga Master Teacher Partner in Learning Microsoft Indonesia. Keren kan...:)
Kelima ibu Lisda fauziah Harahap, hiks ini temen saya juga lhooo
Bu Lisda ini punya sekolah, TK dan SMPIT eeeeh stop jangan berpikir sekolah mentereng dan muahal ya, justru yang dibuat bu Lisda ini adalah sekolah untuk murid kurang mampu, guru-gurunya pun bukan lulusan sarjana pendidikan. Guru-guru yang direkrut bu Lisda dididik sendiri oleh beliau sebelum terjun di kelas bersama murid-muridnya.
Mendirikan TK dan SMPIT untuk murid kurang mampu penuh perjuangan dan benturan, ditolak DIKNAS, difitnah masyarakat sekitar, tidak ada dana, ah pokoknya penuh tantangan deh. Tapi indahnya dimana mana niat tulus dan ikhlas akan selalu diberi kemudahan oleh Allah, dan itu yang terjadi pada bu Lisda.
Kalau mau cerita lengkap perjuangan bu Lisda...baca bukunya..:)
Keenam, A. Muzi Marpaung ini mah bapak favorite saya, pak Muzi ini founder http://rumahsainsilma.wordpress.com/. Sebenarnya saya tahu pak Muzi, saat Tiga Serangkai minta saya nulis buku pengayaan buat mereka. Buku pak Muzi yang dijadikan contoh, hiks sekeren ini bisa gak yaaa...dan ternyata saya belum beruntung pak Muzi hehe...
Pak Muzi ini keren sekali, beliau bisa membuat sains menjadi sangat mudah dan menyenangkan, tidak seperti saat saya sekolah dulu, fisika dan kimia adalah pelajaran yang paling bisa membuat kepala saya panas, nggak ngerti ngerti ...*btw sayanya kali ya yang error hehe..:)
Oya pak Muzi sekarang dosen Teknologi Pangan di Swiss German University...cool..:)
Ketujuh, pak Mampu, hobinya pake beskap n blangkon.
Pak Mampu ini guru bahasa Inggris tapi juga hebat IT nya, walau awalnya kuliah di jurusan kimia IKIP Semarang keren gak sih banyak banget kebisaannya...ada 10 prestasi tingkat nasional dan Asia Pacific yang sudah ditorehnya.
Namun yang perlu di garis bawahi dari Mr. Capable adalah pernyataannya bahwa guru itu seharusnya menguasai materi ajar, mempu menyampaikan (pedagogi), menguasai kurikulum, IT, menyajikan pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, energik dan menyenangkan, mampu publik speaking, human relation yagn baik, menguasai bahasa asing, dan mampu menjadi model yang digugu lan ditiru.
Ada lagi nih, seorang murid juara InsyaAllah bisa dibetuk oleh seorang pelatih atau guru yang pernah menjadi juara...hiks...:(
Cerita kumplitnya...eng ing eng ada di halaman 73-84...:)
Kedelapan, ibu Ariani Kusumaningrum, pernah denger cerita dan sempat baca tulisan beliau di milis IGI saat menang juara 1 lomba menulis Opini Guru Se-Jatim. Tulisannya saat itu tentang homeschooling, hmmm ada guru menulis tentang homeschooling...(saya bangett...*dari tadi gak mau kalah sih..:P )
Ibu Ariani ini adalah guru bahasa mandarin, beliau menemukan teknik yang memudahkan muridnya untuk belajar bahasa Mandarin, caranya??...ada di halaman 90 - 95.
Ibu Ariani mengajukan metode pembelajaran homeschooling sebagai alternatif kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Ide ini dituangkan dalam artikel yang berjudul Homechooling, Alternatif Segar, yang kemudian membawa ibu ini juara 1. Artikelnya saya search di google dan ketemu http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2009/02/15/homeschooling-alternatif-segar/
Kesembilan, ibu favorite saya juga, ibu Nina Feyruzi Suparno, saya tahu bu Nina di milis IGI membahas waktu itu kisah beliau ketika menjadi trainer guru-guru di Aceh, hmmm kalau tidak salah menggunakan metodenya Erin Gruwel Freedom Writer. Guru-guru di Aceh terinspirasi sekali dengan pelatihan yang dilakukan oleh bu Nina. Cool...
Namun di buku ini, diceritakan bagaimana ibu Nina mengajar hanya dengan satu alat yaitu sepotong Roti. Dari sepotong roti tersebut, beliau bisa menjelaskan berbagai mata pelajaran, dari bahasa inggris (bidang studi yang diajarkannya), matematika, fisika, kimia, ekonomi, sosiologi, humanisme dan bahasa Indonesia. Selain bahasa Inggris bu Nina juga mengajar bahasa Prancis....
Gimana dengan cerita sepotong rotinya yaaa...simak di halaman 100-106...:)
Kesepuluh, ibu Manik Indraprasti Mughni, Ibu Manik guru bahasa Inggris juga....btw saya agak segan dengan ibu satu ini, walau belum pernah ketemu. Mulanya saya tidak tahu kenapa bisa punya perasaan seperti itu, namun setelah baca kisahnya di buku ini, ah memang ibu ini patut disegani.
Prinsip beliau untuk menegakkan kejujuran di segala aspek kehidupan, sedikit menyulitkan bu Manik. Terutama saat sekolah melaksanakan ujian nasional, kebanyakan sekolah menghalalkan segala cara untuk meluluskan siswanya, hal ini di tentang keras oleh bu Manik, hingga beliau terlibat di dalam komunitas air mata guru--penentang ketidakjujuran UN--. Kondisi bu Manik tentu saja dijauhi teman dan diintimidasi atasan. Ahh bu Manik ternyataa....mau tau cerita selanjutnya?...baca halaman 109-115
Kesebelas adalah ibu Pangesti Wiedarti, saya kenal beliau saat di milis beasiswa yahoogroups, ibu Panges ini selalu memberi informasi tentang beasiswa juga call of paper. Sempat berkomunikasi dengan beliau, saat ada anak homeschooling yang ditolak di UGM karena belum cukup umur. Juga baca kisah inspiratif bu Panges tentang kebiasaan ibundanya membacakan cerita sebelum tidur (kalau tidak salah). Ini cerita ada di milis beasiswa atau IGI ya ...
Ternyata perjalanan hidup ibu satu ini sungguh melelahkan, namun disitulah kemudian beliau bertekat menyumbangkan tubuhnya untuk penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan...awesome
--Selama hayat masih dikandung badan, Pangesti tak akan berhenti belajar, tak akan pernah berhenti menyemangati sesama. Beliau mengajarkan bagaimana kita harus berterimakasih atas hidup yang diberikan Tuhan dan besedia berbagi dengan siapapun--
Terakhir adalah Suhardi, ini juga awesome, guru bahasa Indonesia SMAN 1 Sumber Rembang, yang pernah jadi loper koran. Sekarang menjadi pemilik agen koran dan penulis belasan buku. Eits jangan salah walau punya bisnis sampingan, berbagai prestasi guru sering diraih bapak dua anak ini. Dari juara PTK hingga Inovasi pembelajaran pernah disabetnya.
Mau tau perjalanan loper koran jadi guru berprestasi?...semua ada d halaman 125-129
Sesuatu yang dapat saya ambil dari ke 12 guru hebat diatas adalah, konsistensi dalam memegang prinsip kejujuran, berani berkata tidak pada hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani, pekerja keras dan tulus ikhlas membantu anak-anak bangkit dari kegelapan
Standing ovation buat mereka semua...so proud of you all...:)
Semangaatt!!...(^.^)/..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menjadi Instruktur
Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...
-
Saya meminta seorang teman sariorange@gmail.com untuk menerjemahkan artikel yang berharga ini, supaya lebih banyak teman guru yang bisa ter...
-
Tahun 1998 - 2005 saya adalah guru paling kejam di dunia, saya sering menyakiti anak-anak saya sebagai dalih untuk melecut semangat mereka, ...
-
Mereka yang ada di Jaman Jahiliyah 3 Saya... :) Saat ini saya membagi perjalanan saya menjadi guru, menjadi tiga jaman jahiliyyah. Pili...
he.he...
BalasHapusMbak Lea, saya mengenal dengan baik sekali satu persatu nama-nama yang sampeyan tuliskan dalam catatan di blog sampeyan. Membacanya ulang membuat kekaguman saya kepada 12 orang sahabat terbaik itu kembali membuncah. Saya memberikan respek untuk apa yang sudah mereka lakukan. Mungkin bukan sebuah lompatan besar. Mungkin hanya langkah kecil. Tapi, bukankah setiap keberhasilan besar selalu diawali dengan langkah kecil lebih dulu?
BalasHapusMaka tidak salah jika IGI membukukan langkah kecil yang sudah mereka lakukan, untuk menjadi inspirasi semua guru Indonesia. Salam hangat saya untuk ke-12 guru hebat ini :)
Kereen pak buku ini sangat inspiratif dan wajib dimiliki oleh guru-guru di Indonesia. Worth it bangett deh..
Hapusdi toko2 buku sdh beradarkah bukunya bu?....inspiring banget kayaknya..
BalasHapusaku mauuuu beli bukunya keren kayaknya ya
BalasHapusMemang keren mbak Naqiyyah..:)
Hapusbelinya dmn ya mb?
BalasHapus