Minggu, 26 Agustus 2012

Belajar dan "reward"??

http://www.alfiekohn.org/books/pbr.htm
Beberapa waktu lalu, ada sentilan pendidikan di Indonesia mestinya seperti apa, dari hasil diskusi dengan beberapa teman, yang pernah tinggal di Canada, tulisan seorang teman yang tinggal di Australia, kemudian cerita lainnya dari Singapura, Korea Selatan, China, kemudian cerita teman di Indonesia dengan sekolah favorit dimana anaknya bersekolah.
Kesemuanya menarik, sistem pembelajaran di sekolah sekolah tersebut menyenangkan dan anak anak merasa nyaman.

Satu hal yang saya tidak sependapat adalah masalah reward dan punishment, sekolah sekolah itu masih menggunakan reward and punishment sebagai motivasi ekstrinsik untuk membuat anak anak patuh...:( *I know tidak bisa di generalisasi tapi cukup membuat saya prihatin

Saat anak kedua saya (TK) tidak menangis dan rewel di sekolah, gurunya menghadiahi dengan sebuah bintang besar didadanya, apakah keesokan harinya dia tidak menangis, tetep aja tuh nangis, hal ini disebabkan anak saya belum memahami mengapa menangis di sekolah tidak boleh, kenapa rewel tidak boleh?

Apakah jika anak saya tidak melakukan kewajiban sholat 5 waktunya cukup dengan dipukul? (FYI, Rasul tidak pernah sampai memukul)

NOP

Reward and punishment nantinya akan membuat tujuan utama berbuat baik menjadi bias, demikian juga pemahaman terhadap perbuatan atau perilaku yang buruk

Seterusnya ada yang bertanya bagaimana mengapresiasi perbuatan baik yang dilakukan anak anak atau siswa kita, jika tidak boleh ada reward and punishment?

"reward" nya mereka memahami dengan sendirinya dampak dari kebaikan yang telah mereka lakukan

seperti misalnya kemarin setelah pengumuman kelulusan, kita kita saya dan anak anak daripada pawai gak karuan, jalan kaki dari sekolah ke tengah kota bagi bagi nasi bungkus ke orang orang yang membutuhkan tanpa berpikir apresiasi atau apapun, semua karena Allah.
Jadi saat anak anak memberikan nasi bungkus itu dan mereka yang diberi, berdo'a buat mereka, anak anak itu senang dan bahagia, mereka terharu dengan do'a do'a para dhuafa tersebut..cerita dan foto selengkapnya ada disini http://untukanakbangsa.blogspot.com/2012/05/open-publication-free-publishing-more.html

Apresiasi bisa jadi "bonus" dari tujuan utama, betapa menyenangkannya berbuat baik

demikian juga untuk punishmentnya, mereka memahami dampak perbuatan buruk yang akan mereka lakukan, jadi komunikasi dan dasar yang jelas harus kita miliki untuk membuat mereka paham mengapa suatu tindakan tidak boleh dilakukan

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...