Saya ingin jiwa pembelajar alami yang sudah ada di dalam diri mereka bisa terus ada sepanjang hayat. Sejak anak dilahirkan mereka adalah pembelajar, mereka akan belajar bagaimana menyusu, belajar mengenal orang-orang di sekitar mereka, belajar merangkak, belajar berjalan, belajar berbicara, dan seterusnya.
Orang-orang yang ada di sekitarnya sebenarnya hanya pendamping, memfasilitasi dan dilarang campur tangan terlalu jauh untuk terlibat dalam hasrat belajar mereka. Orang-orang yang ada disekitar mereka wajib memberikan contoh, gambaran, hal-hal yang terbaik dan ideal, tapi proses selanjutnya-- pilihan, ide, gagasan-- tetap di tangan anak-anak pembelajar itu.
Bagaimana hal itu bisa dicapai di sekolah?, ...ah pertanyaan ini salah....Sekolah sebagai "satu-satunya" tempat belajar yang harus menyediakan itu semua. Mengapa satu-satunya? ya karena itu yang diketahui oleh sebagian besar umat manusia di pelosok dunia eh Indonesia . *kejauhan..
Di sekolah saya, 80% orang tua wali adalah petani yang hidup sangat
sederhana, buruh pabrik, pedagang pasar, TKI, juga pengangguran. Mereka
pasrahkan 90% eh bahkan 100% pendidikan anaknya kepada kami guru-gurunya di sekolah.
Latar belakang dan kesibukan mereka membuat mereka tidak memiliki
kesempatan untuk belajar bagaimana mendidik anak-anak mereka dengan
baik.
Disini peran guru dan sekolah menjadi penting, sayangnya
sebagian besar guru tidak menyadari hal ini, merekapun ikut terbawa
tidak mau belajar dan update pengetahuan mereka tentang bagaimana
mendidik dengan baik.
Terus saya berada pada satu kesimpulan
bahwa, pendidikan informal dan pendidikan formal sama-sama diperlukan,
beruntunglah anak yang memiliki orang tua yang sadar dan mau belajar
bersama anak-anaknya.
Untuk sebagian anak yang lain, yang dipasrahkan
oleh orang tuanya untuk belajar di sekolah, membuat peran guru menjadi sangat vital. Guru-guru harus
dididik bagaimana mendidik dengan benar, bagaimana menjadi fasilitator
dan inspirator bagi murid-muridnya, sehingga jiwa pembelajar yang secara
kodrati sudah ada pada diri anak-anak itu terus ada dan berkembang
sepanjang hayat
Itulah mengapa sekolah harus tetap ada, dan guru harus terus belajar...
--Tidak bisaa, orang tua tetap berperan penting dalam pendidikan anak-anaknnya, tidak bisa pasrah gitu saja sama sekolah--so itulah mengapa pendidikan parenting diperlukan. Done??, tidak juga, karena orang tua sibuk mencari nafkah untuk makan keluarganya, jadi mereka tidak sempat berpikir mengenai parenting dan tetek bengek yang lain. Beruntung anak-anak yang memiliki orang tua pembelajar, namun bagaimana dengan yang tidak, yang berpikir untuk makan saja sudah susah, apalagi mesti belajar dan mengubah kebiasaan yang sudah mengakar.
Somebody help...!!
Itulah mengapa sekolah harus tetap ada, dan guru harus terus belajar...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menjadi Instruktur
Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...
-
Saya meminta seorang teman sariorange@gmail.com untuk menerjemahkan artikel yang berharga ini, supaya lebih banyak teman guru yang bisa ter...
-
Tahun 1998 - 2005 saya adalah guru paling kejam di dunia, saya sering menyakiti anak-anak saya sebagai dalih untuk melecut semangat mereka, ...
-
Mereka yang ada di Jaman Jahiliyah 3 Saya... :) Saat ini saya membagi perjalanan saya menjadi guru, menjadi tiga jaman jahiliyyah. Pili...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar