Jumat, 29 Juni 2012

Literacy, Media Literacy and Digital Literacy

Jonald Donaldson, M.SEd,

Ini Jonan Donaldson.. :)
Di hari kedua keesokan harinya, Jonan bicara lagi tentang literacy, media literacy and digital literacy
Sesi ini juga ada pembicaraan via Skype dengan Dr. Mary Bucy langsung dari Oregon

Tahu nggak sih dua hari yang tak terlupakan dalam hidup saya deh...:)

Pertama tama terus terang saya masih gelap dengan tiga hal itu, yang saya tahu sih literacy adalah kemampuan untuk membaca dan menulis, saya pikir, bagaimana meningkatkan minat baca tulis murid murid kita hahaha, duh kalau di USA mereka udah biasa ya, tingkat baca mereka kan tinggi, kok gak inget sih sayanya
Bener aja memang ternyata beda banget dengan persepsi saya, Media literacy lebih kepada kemampuan kita memahami apa yang akan disampaikan media kepada kita, jangan sampai kita dibohongi oleh mereka. Jonan menggunakan ilustrasi iklan sepatu Nike, Just Do It. asumsinya jika menggunakan sepatu Nike maka kita bisa melakukan apapun, atau gambar iklan Mc Donald yang ternyata besar tumpukan burgernya nggak sesuai dengan kenyataan

Kemudian tentang Digital Literacy, ada 5 key skill, yaitu source analysis, informantion management, mengelola privacy, communication dan content creation.

Kalau menurut saya, intinya bagaimana kita mengajar anak anak supaya bijak menggunakan literacy digital, seperti dicontohkan search di google tentang Martin Luther King Jr. Seperti diketahui MLK adalah pejuang kulit hitam yang menentang racisme. Saat hasil pencarian muncul, ada satu judul yang menarik Martin Luther King Jr. A True Historical Examination, saat kita klik tautan tersebut, jangan langsung percaya dan mengambil mentah mentah informasi dari sana. Lihat siapa host nya, biasanya ada kecil dibawah di web nya tertulis hosted by Stomfort, kemudian cari di Wikipedia siapa stomfort, dan akan diketahui bahwa sesungguhnya stomfort memiliki misi lain, dia adalah seorang white nationalis and supremacist neo nazi, jadi pada intinya web ini ada misi untuk menjelek jelekan Martin Luther King Jr.

Yang paling saya suka dalam sesi ini adalah saat tanya jawab, disamping bisa webinar via skype denga Dr. Bucy, juga karena ada a crazy question dari yohana salah satu pantia, yang menanyakan supposed all people used digital literacy, guru guru akan kehilangan pekerjaannya. hahaha..


Jonan jawab, jika anda berpikir menjadi guru hanya menstransfer knowledge, then you lost your jobs, but if you think teacher like a garderner so you save. Ingat kan kata kata Sir Ken Robinson tentang ini..teachers are like gardener, hmm kita yang menyediakan lahannya, menyediakan pupuk dan merawatnya sesuai dengan tanaman yang akan kita tanam. Gardener tidak bisa membuat tanaman yang ditanam tumbuh, mereka tumbuh dengan sendirinya, petani hanya bisa memberikan lahan dan kondisi yang terbaik untuk tanamannya.
Guru yang baik, tahu bagaimana menyediakan suasana pembelajaran yang dapat menumbuhkan potensi murid muridnya. Untuk jelasnya saya udah search di youtube nih..:)




Ada pertanyaan mengenai bagaimana membatasi ke anak anak tentang penggunaan internet, karena informasi internet sangat banyak dan kita sebagai guru dan orang tua tidak dapat mengendalikan anak anak untuk mengakses apa saja, pertanyaan ini ditujukan kepada Dr. Bucy. Jawabannya adalah semua bergantung kepada kita bagaimana memberikan pemahaman kepada anak mengenai kegunaan internet dan bahayanya, tidak bijak jika kita berbuat ekstrem dengan melarang mereka menggunakan internet, karena mereka bisa melakukannya di tempat lain. Namun jika kita dapat memberikan pengertian kepada mereka dengan baik, maka dimanapun mereka berada, mereka dapat menggunakan internet dengan bijak. Waaaa awesome ..inget bagaimana HP disita, komik disita, majalah disita hehe...cara instant memang lebih mudah, tapi ketahuilah, itu cuma sementara...:)
Jonan and Dr. Bucy langsung dari Oregon

Pembicara berikutnya adalah Dr. Ajar Budi Kuncoro Provincial Liaison, Bridging Team of USAID Basic Education, Central Java, beliau berbicara tentang Active Learning. Merubah paradigma pendidikan dengan enforcement and awarness, paksaan dan kesadaran berjalan bersama sama. Hold on sampai sekarang saya masih belum paham.... :)
Dr. Ajar Budi

Mark Woodward, Ph.D
 Kemudian ada Mark Woodward, Ph.D, University of illionis at Urbana - Champaign USA. Beliau peneliti tentang pluralisme agama, bagaimana masalah social pluralism perlu dihadirkan didalam kurikulum, agak murid murid kita bisa tumbuh rasa toleransi beragama.

Yang terakhir adalah bapak Pradeep Gupta, Second Secretary for Education & ASEAN, The Embassy of The Republic of India...
untuk pak Pradeep akan saya bahas tersendiri yaaa...tunggu sambungannya. Semangaattt!!..(^.^)/..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...