mac-history.net |
Saat Steve Jobs tertarik dengan apa yang dilakukan ayah angkatnya Paul Jobs dan terinspirasi karenanya, saya jadi teringat kata kata Charlotte Mason mengenai education is an athmosphere, a life, kehidupan keluarga terutama idealisme Paul Jobs dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti membuat pagar, membuat almari, memperbaiki mobil, atau barang barang elektronik, bagaimana Ayah Jobs ini mengerjakan pekerjaannya, menyukai kesempurnaan, hingga ke detail detailnya. Memperhatikan setiap detail hingga bagian tersembunyi sekalipun. Semua hal tersebut sangat membekas dalam diri Steve dan mempengaruhinya dalam setiap saat dia menciptakan produk baru.
"Jika kau seorang tukang kayu yang membuat lemarin berlaci indah, kau tidak akan menggunakan selembar kayu tripleks untuk bagian belakangnya, meskipun bagian itu menghadap dinding dan tak seorangpun akan melihatnya. Kau akan tahu bagian itu ada di sana, sehingga kau akan menggunakan kayu yang sangat bagus untuk bagian belakangnya. Agar kau bisa tidur nyenyak pada malam hari, keindahan kualitas, harus diperhatikan sepanjang waktu" (p.172)
Jobs juga terinspirasi dari rumah yang ditinggalinya bersama orang tuanya, rumah yang indah dan murah buatan developer Joseph Eichler, visi Eichler "aku senang sekali jika benar benar dapat memberikan desain yang sangat bagus dan kapabilitas sederhana ke sebuah produk yang memiliki harga murah" Kalimat ini yang kemudian menjadi visi awal dari Apple, Mac dan iPod.
Jobs menemukan Aha momentnya saat diajak berjalan jalan oleh ayahnya ke pusat penelitian NASA Ames di dekat rumahnya "Terminal komputer pertama yang pernah kulihat...aku jatuh cinta dengan komputer itu"
Membaca kisah Jobs ini, keinget prinsip pendidikan menurut Charlotte Mason, terus juga ngaca diri sendiri juga betapa Ayah dan Ibu saya dominan sekali mempengaruhi prinsip prinsip hidup saya sekarang, terus lihat Bapaknya Raihan dan Raihan, kesukaan bapak raihan hampir sama dengan kesukaan Paul Jobs, suka beli mobil murah, kemudian di perbaiki sana sini, terus dijual, suka ke tempat loakan triwindu dulu, sekarang di semanggi solo, pinter nawar onderdil, sama dengan Steve Jobs, Raihan juga gak begitu tertarik dengan kegiatan bapaknya. Ntah raihan belum nemu Aha momentnya, ah masih banyak yang bisa dia lakukan dan pengalaman yang akan dia jalani...tenang ajaa... (^.^)/..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar