By. Ines Puspita
source : http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/31/kuliah-gratis-di-universitas-mancanegara
Pernahkah kita membayangkan bisa kuliah dengan gratis atau biaya sangat minim tanpa beasiswa? Banyak dari kita merasa ini hanya mimpi kosong di tengah semakin maraknya komersialisasi pendidikan dan semakin melambungnya biaya kuliah akibat pernah diberlakukannya UU Badan Hukum Pendidikan. Meskipun UU BHP ini sudah dicabut saat ini, biaya belajar di perguruan tinggi sudah terlanjur mahal dan menciptakan lebih dalam lagi jurang kesenjangan dan diskriminasi belajar. Apa yang bisa dilakukan apabila semua universitas di Indonesia menutup pintu karena kita memiliki keterbatasan dana dan hambatan birokratis untuk bisa kuliah di Indonesia?
source : http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/31/kuliah-gratis-di-universitas-mancanegara
Pernahkah kita membayangkan bisa kuliah dengan gratis atau biaya sangat minim tanpa beasiswa? Banyak dari kita merasa ini hanya mimpi kosong di tengah semakin maraknya komersialisasi pendidikan dan semakin melambungnya biaya kuliah akibat pernah diberlakukannya UU Badan Hukum Pendidikan. Meskipun UU BHP ini sudah dicabut saat ini, biaya belajar di perguruan tinggi sudah terlanjur mahal dan menciptakan lebih dalam lagi jurang kesenjangan dan diskriminasi belajar. Apa yang bisa dilakukan apabila semua universitas di Indonesia menutup pintu karena kita memiliki keterbatasan dana dan hambatan birokratis untuk bisa kuliah di Indonesia?
Banyak jalan yang bisa kita lakukan untuk
mengenyam pendidikan tinggi meskipun memiliki berbagai keterbatasan.
Jalan tersebut bisa disesuaikan dengan tujuan kenapa kita ingin
mengenyam pendidikan tinggi. Apakah tujuan kita masuk universitas untuk
menuntut ilmu yang kita minati setinggi-tingginya? Untuk modal mencari
kerja? Untuk bisa berhubungan dan berjejaring dengan para akademisi di
kampus?
Apapun tujuan kita berpendidikan tinggi,
akses untuk mendapatkan pendidikan tersebut secara terjangkau bisa
didapat lewat teknologi. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang pesat dalam 1 dekade terakhir telah memungkinkan seseorang belajar
dari jarak jauh sebaik belajar di kelas tatap muka. Inovasi-inovasi
teknologi tersebutlah yang kemudian mendorong banyak universitas membuat
Open Course Ware (OCW), yaitu sistem yang memungkinkan dibagikannya
secara gratis materi kuliah yang dibuat oleh berbagai universitas via
internet. Gerakan ini dimulai tahun 1999 oleh University
of Tübingen di Jerman dan kemudian diikuti oleh puluhan universitas di
46 negara (data Open Course Ware Consortium tahun 2011).
Berbagai universitas telah
membuka akses perkuliahan mereka. Sebut saja Tokyo Institute of
Technology di Jepang, Taipe Medical School di Taiwan, University of
Notre Dame di Belanda, King Khalid University di Saudi Arabia, Yale di
Amerika Serikat dan masih banyak lagi. Mata kuliah yang ditawarkan di
setiap universitas jumlahnya beragam dari puluhan hingga ribuan mata
kuliah, dari mata kuliah yang umum dipelajari di universitas-universitas
di Indonesia sampai yang tidak ada di Indonesia seperti mata kuliah
Satellite engineering, Computer Games and Simulations, Lego Robotics,
Digital Anthropology, 20th Century Art, The Ancient City, Reading Poetry, dan lain-lain.
Tahapan perkembangan Open
Course Ware universitas-universitas ini beragam dari yang masih dalam
tahap pengembangan sampai pada tahap yang maju seperti di Massachusetts
Institute of Technology (MIT) dan Standord University yang merupakan dua
di antara universitas papan atas di Amerika Serikat. OCW universitas
yang masih dalam tahap perkembangan biasanya memberikan akses terhadap
materi kuliah tetapi tidak kepada dosen-dosen mereka dan tidak
memberikan gelar, kredit, atau sertifikat terhadap mereka yang belajar
melalui sistem OCWnya. Pembelajar juga tidak harus mendaftar.
Di OCW universitas-universitas
yang sudah maju seperti di MIT dengan program MITx nya kita bisa
mengikuti kuliah onlinenya secara langsung, diajar oleh para professor
MIT, berdiskusi dan berinteraksi dengan mahasiswa MIT di kampus dan
mahasiswa online lainnya, diberi tugas yang sama dan diberi umpan balik
tentang perkembangan belajar kita sama seperti mahasiswa mereka. Apabila
kita menguasai mata kuliah yang diambil maka kita juga akan diberi
sertifikat oleh MITx.
Contoh lainnya adalah
program-program kuliah online singkat dan gratis serta bersertifkat dari
Stanford University seperti yang sudah dilakukan yaitu Introduction to
Artificial Intelligence, Machine Learning, dan Introduction to Database
dan yang akan dibuka di tahun 2012 meliputi berbagai program di bidang
Entrepreneurship, Medicine, Civil Engeenering, Electrical Engineering,
dan Computer Science. Dalam program ini Stanford University menurunkan
professor-professor mereka untuk mengajar puluhan ribu peserta kuliah
online di seluruh dunia, memberi mereka tugas serta memeriksa tugas
peserta didik onlinenya untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan
melebihi standar sebelum diluluskan dari program tersebut. Stanford
University juga mengembangkan ClassX sehingga baik kelas perkuliahan,
diskusi, ataupun seminar serta pelatihan mereka bisa diakses secara
langsung oleh siapa saja.
Kalau kita menginginkan model
universitas yang menawarkan program bergelar, model universitas seperti
University of People (UoP) patut dipertimbangkan. Meskipun masih dalam
proses akreditasi di Departement Pendidikan Amerika Serikat, Universitas
yang didirikan tahun 2009 oleh Shai Reshef sudah menawarkan 2 program
bergelar yaitu Business Administration dan Computer Science. Dekan serta
kepala akademisnya berasal dari New York University, Emory University
dan Columbia University. Calon mahasiswa / mahasiswanya hanya dikenai
biaya yang nominalnya tergantung dari mana mahasiswa berasal yaitu
sebesar 10-50 US$ untuk pendaftaran dan 10-100 US$ per mata pelajaran
untuk biaya pemrosesan ujian. Selain biaya tersebut, tidak ada lagi
biaya yang harus dibayar. Tidak adanya biaya kuliah di UoP ini merupakan
penerapan dari motto nya yaitu “Pendidikan, seperti halnya demokrasi,
seharusnya menjadi hak, bukan hak istimewa.” Universitas yang bermarkas
di California ini hanya dalam waktu 2 tahun sudah memiliki 1200
mahasiswa dari 121 negara. Meskipun berbiaya sangat rendah, bukan
berarti UoP akan menerima setiap aplikasi calon mahasiswa. Kenyataannya
selama 2 tahun beroperasi, hanya 3 persen pendaftar yang diterima kuliah
di sana.
Baik kesempatan kuliah gratis
yang diberikan melalui Open Course Ware universitas-universitas di atas
maupun kuliah berbiaya rendah seperti di University of People memang
masih perlu terus berkembang untuk bisa sampai pada tahap yang setara
dengan program-program berbayar yang ditawarkan oleh
universitas-universitas di dunia. Beberapa mata kuliah dan jenis program
yang membutuhkan sesi tatap muka tentu akan sulit diakses melalui
program belajar online ini sehingga masih diperlukan upaya bagaimana
membuat sesi tatap muka juga mungkin dan bisa diakses dengan mudah.
Tetapi usaha institusi-institusi pendidikan tinggi ini untuk memberi
kesempatan belajar di level perguruan tinggi bagi siapa saja secara
cuma-cuma atau biaya sangat rendah merupakan usaha luar biasa yang perlu
dimanfaatkan.
Dengan semakin terbukanya akses
terhadap materi perkuliahan, para professor dan partner belajar dari
universitas-universitas di berbagai negara, tidak ada alasan lagi bagi
kita untuk tidak menyamakan kemampuan dengan mereka yang dengan mudah
bisa kuliah di univeritas-universitas prestisius dunia. Kita sekarang
memiliki kesempatan belajar yang sama. Tanpa gelar sekalipun kita bisa
menimba ilmu yang sama dari orang dan institusi yang sama. Tidak ada
alasan lagi untuk tidak bisa kuliah. Meskipun kita hidup, bekerja dan
mengabdi di tanah air, belajar di universitas-universitas mancanegara
tetap bisa kita lakukan dengan biaya tidak lebih dari biaya mengakses
internet. Gelar bisa menunggu tetapi kemampuan untuk mengenyam
pendidikan tinggi jangan ditunda.
“Warnet masih buka, tidak? Harvard…I am coming…”
Link :
Stanford University – AS: http://classx.stanford.edu/ClassX/ , http://www.db-class.org/course/auth/welcome
University of Peopke – AS: www.uopeople.org
Universitas-Universitas lainnya:
wah info yang menarik sekali ini, perlu dicoba...
BalasHapussalam pendidikan dari kalimantan tengah