Begini - guru di Indonesia dibagi dua guru sekolah umum dibawah Kemdiknas, contohnya guru TK/SD/SMP/SMA baik negeri ataupun swasta, baik yang ada ciri khusus agama - asal menyebut di depannya TK/SD/SMP/SMA maka dia dikelola Kemdiknas, dari sarpras sekolah sampai guru gurunya.
Sedangkan guru RA/MI/MTs/MA dikelola oleh Kemenag walaupun yang diajarkan sama, kurikulum yang digunakan juga sama, yang berbeda hanya ada tambahan mata pelajaran agama seperti SKI, Fiqih, Akidah Akhlak, Qur'an Hadis dan kadang ditambah Ilmu Kalam dll - jadi disamping mapel umum seperti disekolah lain yang sekitar 10 - 15 itu masih ditambah lagi mapel agama Islam.
Nah kami gurunya langsung berhubungan dengan Kementerian Agama Pusat - ASN nya pun ASN pusat sebutannya, karena Kemenag tidak ada Otda
Sejak tahun kurang lebih 2017 sejak Pendis dipecah menjadi dua KSKK (bidang kurikulum) dan GTK (bidang guru dan tenaga kependidikan) sejak kami terdaftar di Simpatika dan guru kemdiknas di Dapodik - itulah saya sebagai guru Kemenag sudah tidak bisa lagi mengikuti event event yang diselenggarakan Kemdiknas, demikian pula teman teman Kemdiknas
Jadi di Indonesia ada banyak event Hari Guru Nasional, event guru berprestasi, Inovasi Pembelajaran, Anugrah Konstitusi, Simposium Nasional Hari Guru - mengapa banyak karena Kemdiknas menyelenggarakan untuk guru guru dapodik eh dibawahnya, dan Kemenag pun sama, menyelenggarakan untuk guru guru Madrasah...
Saya berkumpul dengan teman teman Kemdiknas hanya pada event diluar yang tidak menyaratkan dapodik, seperti penulisan soal PUSPENDIK (itupun yang dari Kemenag bisa dihitung dengan jari - minoritas hihi tapi lumayan lah)
Adalah Simposium Nasional Guru Madrasah yang diselenggarakan tanggal 2 - 4 Desember 2019 kemarin di Surabaya - untuk mengikuti simposium ini syaratnya guru, kepala, dan pengawas madrasah diwajibkan untuk mendaftar dan mengirimkan artikel ilmiahnya - dan yang bikin saya bahagia pengirim artikel ini total berjumlah 526 dari seluruh Indonesia
Saya jadi ingat jaman tahun 2014 waktu ikut best practice yang diselenggarakan Kemdiknas, tidak banyak guru madrasah yang turut serta, sekarang 5 tahun kemudian betapa bahagianya, melihat pendaftar dari Kemenag begitu banyak, dengan waktu pendaftaran yang relatif sempit hanya 10 hari, mungkin jika waktu pendaftaran lebih banyak seperti di best practice akan lebih banyak pula peserta yang mengirim naskahnya.
Dari 1200 pendaftar dan 526 artikel yang masuk, hanya 20 peserta dengan artikel terbaik saja yang akan diundang sebagai pemakalah - dan saya beruntung lagi - Alhamdulillah
dan 150 peserta aktif, diundang dengan biaya mandiri dan subhannallah mereka hadir dari jauh jauh, rombongan Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Yogyakarta, Jakarta ah keren pokoknya - juga banyak partisipan dari berbagai daerah. Saat acara ini live pun banyak teman dari Papua yang turut menyaksikan - btw sepertinya virus merdeka belajar udah mulai merebak meremen kemana mana nih - banyak yang datang karena penasaran pingin belajar dari teman yang lain, pembicaraan di WA pun sama, pingin baca dan belajar dari teman teman yang lain....
Istimewanya lagi semua penyelenggaraan simposium ini nol kertas alias paperless Maturnuwun sanget Gtk Madrasah, Pak @Ainur Rofiq Sidik Sisdiyanto New Siti Sakdiyah Yeni Sulserawaty semua panitia.... sehat sehat semua, jangan capek ngurusin kami kami yaaa... semangat...
Bertemu dengan Ibu Kofifah - Kagum dengan Jawa Timur bisa bersinergi Indah dengan Kemenag |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar