Jumat, 16 Maret 2018

Zaman Jahiliyah 5 Done!!

source: https://www.albatrosspools.com.au/about-us/spasa-awards/
Saya biasanya mantap kalau mau pindah Zaman Jahiliyah, tapi kali ini saya ragu, bukan karena saya masih pingin, tapi sekarang saya sedang pada posisi paradox - saya masih ditugasi untuk bimbing lomba anak anak - masak yang juara kamu terus, anak anak gak diajak

Cerita dulu deh yah
Saya punya banyak masalah saat belajar di kelas bersama anak anak - saya butuh seseorang yang bisa saya ajak diskusi tentang ini.
Sedangkan institusi saya, jarang sekali menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, dan atau ketika saya ikut pelatihan berbayar, ijin belum tentu diberikan - belajar terus, ngajarnya kapan?

Nah waktu itu, 2009, cara paling enak bisa belajar dengan guru guru dimana mana itu dengan mengikuti perlombaan, lomba yang pertama kali saya ikuti adalah Lomba Karya Ilmiah Guru yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Saya lolos 5 besar yay - nah kalau ikut ajang seperti ini, selain surat tugas resmi diperoleh, dapet uang saku, dan pengalaman berharga - yang trus biasanya bikin saya mlongo - ternyata guru guru disana itu uwow, mereka sangat kreatif inovatif dan suka berbagi - jadi saya tahu banyak metode yang bisa digunakan saat belajar bersama anak anak di kelas.

Dan seterusnya saya ketagihan, saya sangat menikmati melihat teman teman presentasi dengan berbagai praktik baiknya saat di kelas, saya sampai bikin grup Ikatan Guru Gila Lomba hahaha *tutupmuka, setiap tahun saya rajin mengikuti berbagai ajang kompetisi guru, dari Lomba Karya Ilmiah dan Inovasi Pembelajaran tingkat Jawa Tengah, Best Practice Guru Tingkat Nasional, trus apalagi ya KIIP, yang semuanya secara mandiri mengirim tulisan tentang apa yang telah dilakukan di kelas, baik strategi, media, model pembelajaran atau metode, pokoknya saya bikin apa sama anak anak di kelas, saya tulis, trus saya kirim.
Nah yang terakhir kemarin Guru Madrasah Berprestasi - kalau yang ini saya ditunjuk oleh atasan untuk ikut, trus karena beruntung saya dikirim ikut shortcourse ke Finlandia. Nah, di Finland itulah kemudian saya pengen tutup muka saat mereka bilang Guru tidak perlu dipersaingkan, karena mereka harus memiliki motivasi internal untuk melakukan yang terbaik bagi murid muridnya - secara gitu kami ada disana gara gara kompetisi guru terbaik

Tidak terdapat daftar resmi sekolah terbaik atau guru terbaik di Finlandia. Penggerak utama kebijakan pendidikan bukanlah persaingan di antara para guru dan antar sekolah, melainkan lebih pada kerjasama. Pemerintah percaya bahwa mereka memiliki orang orang terbaik dan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan. Kualitas bukan dicapai melalui mengadu sekolah satu dengan lainnya. Kualitas lebih tinggi dicapai ketika standar-standar yang ada bersifat mandiri dan yang sampai pada rasa profesionalisme dan keinginan pribadi untuk mengajar dengan baik. (makalah Dr. Ismo Pellika, UEF, 2017)

Saya trus nggak "ngeh" nggak "napsu" lagi untuk lomba, udah tobat deh - ya iyalah udah sampai Finland, gitu kata temen

Inget Ardanti dengan sejuta tapak andalimannya, Sekolah SemiPalar Bandung yang hasilnya tulisan pengalaman keren anak anak andaliman, trus pas belajar sejarah mereka bikin boardgame keren sampai dimuat di kompas tajuknya Kami Bermain Kami Belajar --- dulu tuh saya mikirnya "ah sayang ya kenapa nggak diikutin lomba aja tuh proyek nya Ardanti" hahaha *tepok jidat deh *malu saya, dan yang dilakukan kelas Andaliman dan guru gurunya itu ndak butuh dilomba lombain, mereka sukarela berbagi agar bisa jadi inspirasi guru guru lainnya

Juga yang dilakukan guru Puti Hamid ini dengan personal inquiry time nya, proses menuju kesananya keren banget, tapi feel free aja tuh berbagi tanpa embel embel harus juara dan sejumlah uang tertentu atau penghargaan - cuma rasa bahagia aja bisa berbagi ke guru lain, betapa bermanfaatnya praktik baik yang dilakukannya di kelas untuk murid muridnya

dan itu tidak pernah saya jumpai sebelumnya

Walau tidak dipungkiri saat mengikuti ajang lomba, saya banyak belajar dan terinspirasi dari para guru keren itu, seperti misalhnya ibu guru Sitti Tasniah dengan bengkel teaternya simak deh keren bangett http://untukanakbangsa.blogspot.co.id/2013/11/sitti-tasniah-dari-eremerasa.html atau kumpul sama guru guru inovatif ini http://untukanakbangsa.blogspot.co.id/2013/11/guru-inovatif.html

Saya nggak minta temen temen berhenti berlomba, itu pilihan teman teman. Saya cuma merasa apa yang saya lakukan bukan untuk ditunjuk tunjukkan jadi yang terbaik, saya cuma pingin mengajak yuk saling belajar, saling berbagi praktik baik jadi anak bangsa ini bisa tertolong dapet bekal menghadapi hidupnya di abad 21 ini. Sekarang tuh bukan how to compete others, tapi how to collaborate, be a teamwork - maju tuh barengan, kalau sendiri tuh berat, biar Dilan aja... *apa siiih

Penyesalan saya adalah kenapa baru kenal Kampus Guru Cikal, dan ikut Komunitas Guru Belajar setahun ini- Saat ikut Temu Pendidik Nusantara, ada 102 kelas, dan 178 pembicara dari guru yang antusias berbagi praktik baiknya untuk guru lain, semua guru semua murid, saling berbagi dan belajar gak ada lomba lombanya, nggak ada transport juga, malah kami semua menabung, jadi backpacker. Kami guru guru dari seluruh Indonesia tumplek blek cuma mau berbagi dan belajar, ini keren dan mengharukan beda banget dengan yang selama ini saya alami

Kalau menyesal sih enggak, menyesalnya cuma kenapa baru kenal KGC setahun ini. Saya ikut berbagai lomba itu kan dulu niatnya belajar dan berbagi juga, gak ada niat lain - kalau trus juara ya bonus

Tolong pahami saya dengan perubahan ini - Saya merasa ajang belajar saya sudah sangat terpenuhi dengan komunitas guru belajar, juga grup belajar menulis dimana mana, grup guru pembelajar berbagi ilmu, akses untuk belajar yang lain juga sangat banyak seperti MOOC (Massive Open Online Course) dan sekarang pilihan course serta universitasnya juga lebih banyak - saya baru belajar assesment in higher education karena saya masih belum paham tentangnya.

Jadi sudah tidak ada alasan lagi bagi saya tentang kesulitan belajar dan berkumpul dengan teman teman guru yang lain melalui ajang lomba guru. Jadi pareeng ya, ijinkan saya hijrah ke Zaman Jahiliyah 5, yang kali ini bukan tentang bagaimana belajar saya dengan anak anak tetapi, tentang undur dirinya saya dari kancah kompetisi guru. *tsaaah

Ganti Kolaborasi yuuuk - lebih indah kalau semua guru pinter, semua guru bisa pakai praktik baik guru lain, dari ujung barat sampai ujung timur yang tujuan utamanya hanya untuk anak bangsa ini, bukan kepentingan daerah, golongan, suku, ras apalagi agama, tapi untuk anak bangsa ini seutuhnya.

Semangaaattt...!!!

Sebelumnya apa yang terjadi di jahiliyah 4,  3, 2 dan 1 .... simak disini http://untukanakbangsa.blogspot.com/2017/04/jahiliyah-4.html

2 komentar:

  1. Kereeen. Inspiratif banget.
    Merasaaaaa banget. ...
    Kita Generasi Jahiliyah Gila Lomba yaaaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya Allah hahaha,
      Alhamdulillah punya temen yang tobat juga
      Semangaatt...

      Hapus

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...