Kamis, 11 Mei 2017

Kenapa Susah Menulis - Goenawan Mohamad *3/5*

Hari pertama Festival Menulis Tempo Institute, 5 Mei 2017, saya surprise ada Goenawan Mohamad di sesi akhir lepas Ashar.
Goenawan Mohamad adalah mantan Founder dan Pemred Majalah Tempo yang pernah di bredel di era Suharto.

kirain ada seremoni atau gimana, trus kursi pertama kosong diisi orang penting, like usual, eh nggak lho, kursi terdepan untuk kita. Kru tempo include Pemred ada yang berdiri karena kursi penuh.

* Pak GM berbicara tentang kenapa susah menulis, karena kebiasaan membaca kita urutan 60 dari seluruh dunia, dan minat baca kita 1 dibanding 1000 orang, yang sungguh serius memiliki minat baca, membaca buku rata rata satu dalam satu tahun.

Ternyata krisis ini belum berubah signifikan, tragedi nol buku (Taufik Ismail) masih menghantui bangsa ini ya... :(

**Trus main kutip saja tanpa diskusi tentang kutipan itu terus dishare kemana mana, yang pada akhirnya berbagai polemik timbul, dan orang meyakini pendapat yang menurut dia nyaman untuknya. hehehe



*** Orang cenderung mengulang ulang ide cepat saji, tidak mempertanyakan lagi dan menelan saja informasi atau ajaran yang disodorkan, sehingga hasilnya sikap dogmatis.
Sikap dogmatis ini tumbuh karena tidak ada dialog yang benar, bukan duolog, jadi seperti dua pesawat televisi yang dihadapkan, saling berbicara tidak bisa saling mendengar.

**** Nah trus akibatnya terjadilah yang disebut dengan Cultural Cognition dimana ada kecendurangan orang untuk menyesuaikan persepsinya tentang fakta dengan nilai yang sudah tertanam dalam dirinya dan kaumnya, walaupun penelitian ilmiah membantahnya

yang saya beri tanda * adalah catatan saya seperti yang dikatakan pak GM

pak GM juga menyinggung perbedaan gap antar generasi yang sering membuat miss persepsi di kalangan pembaca, yang membuat pak GM sebetulnya lebih nyaman berbicara pada orang orang seangkatannya

Terus saya ma Irma, manggut2 pantesan yak anak anak susah paham kalo ngobrol ma kita gapnya kalo ma saya kurleb 25 tahun. Suka gemes ya liat mereka effortnya kurang, maunya instant - sapa coba yang ngajarin, kita juga... :(

***** Indonesia adalah satu satunya negara yang memiliki bahasa persatuan bahasa Indonesia, bersyukurlah, karena ribuan jenis bahasa yang ada di Indonesia dapat disatukan dengan bahasa Indonesia, sehingga kita tidak memiliki kesulitan komunikasi.

Nah berikut ini quote quote dari GM :

# Kenapa menulis - karena aku ingin berbagi, apa boleh buat

# Membaca itu menciptakan, membaca membentuk yang dibaca, pembaca menciptakan bacaannya
membaca itu berkelahi dengan apa yang dibacanya.

# Jika ditanya Indonesia diperbaiki dari mana - darimana saja asal berniat untuk memperbaiki - Nur Cholis Majid (Alm.)

saya dong seblahan, semoga tertular semangat nya (^.^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...