Minggu, 30 Oktober 2011

Menumbuhkan Smart financial melalui Metode Pengelolaan Keuangan Sederhana bagi Peserta Didik MAN

Sebetulnya dasarnya dari postingan lama, namun saya buat dalam bentuk Essay dan saya ikutkan ke Lomba Essay Guru Tingkat Nasional, dan Alhamdulillah ternyata meraih juara 2, disini link pengumuman pemenangnya http://lazuardibirru.org/?show=tahukah&id=370 gak ngira deh..dari kurang lebih 253 karya peserta dari seluruh Indonesia...ah Subhanallah nggak ngira pokoknya..:)
Berikut ini Essay yang menang itu..:

Menumbuhkan Smart financial melalui Metode Pengelolaan Keuangan Sederhana bagi Peserta Didik MAN 

Oleh :
Ameliasari Tauresia Kesuma, SE


Uang bisa menjadi benteng pertahanan diri atau pun bisa menjadi lubang yang menciptakan ancaman buat keselamatan diri. Untuk itu, kita harus cerdas memahami fungsi dan peran uang di dalam hidup, agar uang mampu menjadi benteng yang kokoh buat pertahanan diri dalam setiap proses perjalanan hidup.
Memiliki banyak uang adalah dambaan dan harapan banyak orang. Semua orang tahu bahwa hal itu sangat membantu dalam memenuhi semua keinginan dan kebutuhan hidup.Tetapi, tidak semua orang tahu bahwa uang yang banyak bisa menjadi benteng pertahanan hidup dan sekaligus menjadi lubang ancaman keselamatan hidup. Artinya, tidak sekedar cukup memiliki uang banyak untuk memudahkan kehidupan, namun juga harus cerdas mengelola, memahami fungsi dan peran uang agar bisa menjadi kekuatan pertahanan diri terhadap ancaman, kekurangan, dan risiko kehidupan dalam bentuk apa pun.
Uang adalah sebuah alat yang sangat menentukan kualitas hidup. Artinya, di saat uang kita banyak, dan kita mampu mengendalikan diri dari segala godaan yang ditawarkan uang, maka kita berpotensi untuk meningkatkan dan merawat kualitas diri kita ke arah yang lebih sempurna.
Hal inilah yang ingin dicoba dilaksanakan pada peserta didik MAN Salatiga, agar mereka sejak dini dapat memahami dan mengendalikan uang dengan menggunakan jasa perbankan dengan baik dan benar.
Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai uang dan jasa perbankan, tersebut, guru membuat sebuah metode pengelolaan keuangan sederhana, sehingga peserta didik dapat menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung, sehinga diharapkan mereka kelak dapat menggunakan uangnya untuk memperbesar asset, membuka usaha mandiri dan berinvestasi.
Kecerdasan financial (FQ/ Financial Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk mengelola sumber daya baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya untuk menghasilkan uang[1].
Kecerdasan finansial perlu dimiliki agar tidak terjebak pada tindakan negatif yang mengarah ketindakan kriminal ketika mengalami persoalan ekonomi. Keberhasilan finansial jangka panjang ditentukan dari jumlah langkah yang diambil, arah yang dituju, dan jumlah tahun yang dihabiskan. Artinya ada perencanaan dan pengelolaan yang baik. Semuanya memerlukan proses.[2]
Tradisi menabung sebenarnya merupakan salah satu kunci kecerdasan dan keberhasilan finansial. Tradisi ini sepertinya sudah lama ditinggalkan, padahal walaupun sepertinya memakan waktu lama, menabung itu menguntungkan masa depan. Tapi kebanyakan orang sekarang ini, segalanya ingin cepat dan langsung mendapat dalam jumlah yang besar. Bukankah yang besar dan banyak itu, dimulai dari yang kecil dan sedikit?
Seseorang yang memiliki pekerjaan, apapun jenis pekerjaannya, tidak bisa hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya itu, jika ingin sukses finansial. Orang-orang kaya yang sukses dan bebas secara finansial punya dua resep, yaitu menabung dan berinvestasi. Investasi merupakan aktivitas yang juga sedang trend saat ini.
Daripada menularkan gaya hidup konsumtif pada anak-anak dan peserta didik, lebih baik mendidik mereka agar memiliki kecerdasan  finansial dengan berhemat dan menabung. Semakin banyak orang yang mengetahui manfaat kontrol terhadap pendapatan rumah tangga, berhemat, dan menabung, semakin banyak manfaat yang dirasakan dalam menjawab banyaknya persoalan ekonomi pada kehidupan masyarakat saat ini. Dan akhirnya berdampak positif pula pada kualitas tumbuh kembang anak sebagai generasi anak bangsa dimasa depan.
Smart financial merupakan kemampuan untuk mengelola uang dengan maksimal. Memisahkan antara kebutuhan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pintar mengelola uang artinya pintar juga untuk menata masa depan. Inti dari kecerdasan finansial adalah bagaimana mengelola uang sesuai dengan penghasilan dan  melakukan belanja secara elegan. Mampu membaca kebutuhan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.


A.    Pengelolaan Keuangan Sederhana
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.[3]
Pada jaman sekarang ini uang merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan kita tidak pernah merasa cukup untuk memilikinya. Dari kenyataan tersebut ada beberapa ahli ekonomi yang mengemukakan tentang pengertian uang, di antaranya sebagai berikut: 
  • Roberson dalam bukunya Money menyatakan uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang.
  • R.S. Sayers dalam bukunya Modern Banking menyatakan uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran utang.
  • A.C. Pigou dalam bukunya the Veil of Money menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar.
  • Rolling G. Thomas dalam bukunya Our Modern Banking and Monetary System mendefinisikan uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk membayar utang.
Pengelolaan keuangan sederhana adalah suatu metode yang dibuat untuk membimbing peserta didik agar mampu mengelola keuangannya walau mereka belum memiliki penghasilan tetap.
Metode pengelolaan keuangan ini, disebut sederhana karena metode ini dibuat khusus untuk peserta didik yang sebagian besar belum memiliki penghasilan tetap, masih bergantung pada pemberian orang tua dan jumlahnya sangat kecil, biasanya hanya cukup untuk transport dan jajan mereka di sekolah.
Metode ini dibuat untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada peserta didik, sehingga mereka memiliki keberanian menabung dan melibatkan diri untuk berhubungan dengan jasa perbankan.
Menabung merupakan sebuah kebiasaan baik yang harus terus dikembangkan. Manfaat tabungan tidak hanya untuk diri sendiri tetapi secara luas memberikan kebaikan bagi masyarakat bahkan Negara. 
Manfaat dari gerakan menabung adalah membiasakan diri untuk hidup terencana, dan khususnya mendorong hidup hemat. Dengan menabung di perbankan, dana yang tersimpan dijamin aman. Disamping itu, dengan dana yang tersimpan di perbankan, secara tidak langsung membantu negara dalam mendapatkan modal pembangunan. Intinya peningkatan jumlah tabungan masyarakat di perbankan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Multiplayer effect menabung antara lain; penambahan lapangan kerja, peningkatan pendapatan perkapita dan mengurangi angka kemiskinan.[4]
Menabung merupakan sikap yang diperlukan untuk bisa membangun masa depan yang lebih baik. Pepatah lama kita mengajarkan bahwa hemat pangkal kaya. Orang Inggris pun mengatakan, "frugality is the mother of investment". Sikap hemat itu merupakan induk untuk investasi.
Karena merupakan sebuah sikap maka  hal itu harus diajarkan sejak usia dini. Anak-anak kita harus diajarkan untuk mengelola uang secara baik dan tidak terlalu konsumtif. Para orangtua harus menunjukkan contoh bagaimana kebiasaan berhemat dan mau menyisihkan pendapatannya untuk ditabung.
Hal ini jelas bukan perkara mudah di tengah kehidupan yang sarat dengan pola hidup yang mengutamakan konsumtivisme dan konsumerisme. Apalagi ditambah dengan sikap pemerintah sendiri yang bangga bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi, meski itu ditopang oleh tingginya konsumsi masyarakat.
Di negara-negara maju, konsumerisme dan konsumtivisme itu dicapai melalui sebuah proses yang panjang. Mereka telah melalui sebuah revolusi--baik revolusi hijau maupun revolusi industri--yang menghasilkan sikap disiplin dan kerja keras. Dengan etos kerja yang kuat mereka telah menghasilkan produk yang kemudian bahkan dikembangkan menjadi produk-produk yang lain. Baru setelah itu mereka menikmati hasil kerja keras yang panjang dengan gaya hidup yang sarat dengan konsumtivisme maupun konsumerisme.
Kita cenderung mau melompat dengan langsung menikmati sebuah gaya hidup tanpa pernah melalui proses bekerja keras yang panjang dan melelahkan. Akibatnya menjadi sangat fatal ketika itu dijadikan ukuran keberhasilan. Orang tidak terlalu memperdulikan proses dan hanya mementingkan masalah materi.
Gerakan menabung merupakan salah satu solusi yang baik. Apalagi jika itu disertai sikap untuk membangun etos kerja dari masyarakatnya. Kita semua dituntut untuk mau bekerja keras dan berorientasi meraih kemajuan yang lebih baik di masa mendatang.
Harapan kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik menuntut adanya investasi yang lebih besar. Apabila kita menghendaki masyarakat yang lebih sejahtera, maka jawabannya adalah mendorong lebih banyak investasi baru sehingga mereka yang menganggur bisa menjadi pekerja formal.
Terutama investasi dari dalam negeri, selain bisa datang dari modal pengusaha sendiri, juga harus ditopang dana dari pasar modal dan maupun perbankan. Bank hanya bisa menyalurkan kredit apabila ada dana yang datang dari masyarakat dalam bentuk tabungan.
Pemerintah dan kalangan dunia usaha mempunyai peran yang sentral untuk tumbuhnya investasi. Meski pada awalnya tidak terlalu optimal, tetapi ketika masyarakat bisa ikut terserap di sektor formal dan memiliki pendapatan, maka sikap hemat dan  mau menabung akhirnya akan menjadi modal untuk menggulirkan roda perekonomian yang semakin lancar. [5]
Pada kenyataannya pendapatan masyarakat luas tidak meningkat, sedangkan harga-harga barang kebutuhan pokok terus naik, oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan keuangan secara tepat sehingga semua kebutuhan dapat tercukupi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Melihat fenomena yang terjadi tersebut, guru tergelitik mendidik anak-anak kelas X untuk mulai belajar mengelola keuangan mereka, mulai dari besarnya uang saku yang mereka peroleh setiap harinya, mengontrol pengeluaran mereka serta tabungan mereka setiap minggu, hingga mereka dapat secara mandiri melakukan pengelolaan keuangan.

B.     Smart financial
Smart financial atau cerdas finansial, artinya adalah kemampuan untuk mengelola uang dengan maksimal. Memisahkan antara kebutuhan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pintar mengelola uang artinya pintar juga untuk menata masa depan. Inti dari kecerdasan finansial adalah bagaimana mengelola uang sesuai dengan penghasilan dan melakukan belanja secara elegan. Mampu membaca kebutuhan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Cerdas Finansial merupakan ilmu mendasar dalam pengelolaan uang.
Ada banyak cara mengelola keuangan secara cerdas,  diantaranya lihat tingkat kesehatan keuangan yang ada, buat neracanya, hitung aset, lalu lakukan analisis. Bila langkah itu sudah dilakukan, masuk pada langkah berikutnya dengan menghitung arus kas lewat keluar masuknya uang.[6]
Aset yang dapat diperoleh kelak menurut Robert T Kiyosaki dibagi menjadi beberapa kategori:
    1. Modal Usaha
    2. Saham
    3. Obligasi
    4. Reksa Dana
    5. Tanah
    6. Perumahan
    7. Royalti dari properti intelektual seperti karya tulis dan hak paten
    8. Segala sesuatu yang memiliki nilai, menghasilkan pemasukan dan mempunyai pasar yang siap
Jika memiliki uang lebih gunakan untuk membeli aset, aset adalah sesuatu yang dapat menghasilkan, dengan membeli aset, kita akan memperoleh penghasilan setiap bulan. Penghasilan tersebut 10-20% nya digunakan untuk membeli aset lagi, sehingga jika digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Laporan finansial
(Sumber: ”Rich Dad, Poor Dad’, Robert T kiyosaki. hal.84)



Kolom aset menghasilkan lebih dari sekedar pemasukan yang cukup untuk menutup pengeluaran dengan keseimbangan yang diinvestasikan kembali ke dalam kolom aset. Kolom aset terus tumbuh dan karena itu pemasukan yang dihasilkan terus tumbuh bersamanya.

Jadi setiap pemasukan, sebagian dibelikan aset, demikian seterusnya sehingga meminimalkan pengeluaran dan memperkecil hutang.
Ada yang kemudian disebut dengan compound interest adalah konsep menambahkan kembali bunga yang diperoleh kepada pokok simpanan sehingga bunga yang didapatkan pada periode berikutnya menjadi lebih besar-begitu seterusnya. Hasil yang diperoleh dari investasi saat ini akan diakumulasikan sehingga menambah nilai investasi padaperiode berikutnya. Lambat laun, nilai investasi akan semakin bertumbuh dengan sendirinya.
Compound interest bisa diterjemahkan secara bebas sebagai konsep bunga berbunga. Compounding adalah metode membangun kekayaan dengan mengubah sejumlah uang yang biasa-biasa saja menjadi berlimpah ruah.[1]
Oleh karena itu investasi ini sebaiknya dilakukan sejak dini, dan membiarkannya berlipat ganda dalam waktu yang lama. Hal inilah yang dicoba untuk diterapkan pada peserta didik kelas X MAN Salatiga. Dimulai dengan menabung, kemudian berinvestasi untuk memperbesar asset.

A.    My Money Trip
Sebelum menjelaskan mengenai metode pengelolaan keuangan sederhana guru memberi motivasi kepada peserta didik dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh yang tidak pernah putus asa dalam menjalani kehidupan mereka, seperti kisah-kisah enterpreneur sukses dengan modal minim, atau  financial bootstrapping tentang pemilik ayam penyet Ria yang modal awalnya cuma 500 ribu sepuluh tahun yang lalu, sekarang perbulan bisa menghasilkan 1 milyar lebih. Kisah Kol. Sanders pencipta KFC yang menawarkan resepnya kepada lebih dari 1000 orang, kisah JK Rowling orang miskin yang tidak memiliki dana untuk fotocopy naskah Harry Potter-sehingga Ia harus mengetik ulang semua kisah harry potter secara manual sebanyak penerbit yang akan dia datangi, dan bagaimana dia ditolak oleh banyak penerbit, hingga dia jadi penulis terkaya di dunia.
Kisah-kisah tersebut menarik peserta didik untuk mengetahui lebih dalam bagaimana menjadi manusia yang kuat dan berkarakter sehingga dapat menghadapi segala bentuk permasalahan dalam kehidupan mereka sekarang dan masa yang akan dating.
Usia peserta didik yang masih sangat muda rata-rata 14-15 tahun, merupakan kendala tersendiri. Di usia ini mereka belum diberi kepercayaan untuk memegang uang dalam jumlah besar atau diatas Rp.200.000,-, mereka juga  masih dalam pengawasan orang tua atau orang dewasa disekitarnya dalam membelanjakan uang yang mereka terima.
Rata-rata peserta didik bahkan hanya diberikan uang jajan Rp.5.000,- per hari. Sedikit perserta didik yang diberikan uang jajan mingguan atau bulanan dan itupun besarnya tidak lebih dari Rp.200.000,-.
Metode pengelolaan keuangan yang diajarkan adalah menyisihkan 10%-20% uang yang diterima sebelum dibelanjakan. Sebelumnya peserta didik harus menentukan tujuan mereka menyisihkan uang. Uang yang disisihkan untuk kegiatan konsumsi berbeda dengan uang yang disisihkan untuk memperbesar asset.
Peserta didik diminta untuk membuat dua amplop bertuliskan “MY LIFE” dan “MY STUFF”. Amplop MY LIFE, khusus untuk menyimpan uang dalam jangka panjang dan nantinya digunakan untuk memperbesar asset, sedangkan amplop MY STUFF, khusus digunakan untuk menyimpan uang dalam jangka pendek atau digunakan untuk membeli keperluan konsumstif.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut Uang jajan mereka Rp.5000,- perhari disisihkan 10% untuk MY LIFE, dan 10% untuk MY STUFF. Sehingga mereka memperoleh Rp.500,- untuk amplop MY LIFE dan Rp.500 untuk amplop MY STUFF, hingga 7 hari  berarti seminggu sekali mereka menabung Rp.3500,- untuk MY LIFE dan Rp.3500,- untuk MY STUFF.
Kemudian mereka diminta melakukan pencatatan setiap hari kemana saja datang dan perginya uang mereka. Catatan tersebut kemudian diberi nama ”MY MONEY TRIP”. Mereka juga diminta untuk membuat daftar kebutuhan dan belajar membuat dan menentukan pilihan kebutuhan sangat penting dan harus didahulukan hingga kebutuhan yang dapat ditunda bahkan dihapus.
Mereka mulai mencatat perjalanan uang mereka kemudian mengisi aplikasi tabungan...:)
Pada awalnya peserta didik kesulitan dalam mengendalikan diri untuk tidak membelanjakan semua uangnya. Guru memberi saran, saat menerima uang saku dari orang tua, langsung sisihkan Rp.1000,- dan jangan dibawa ke sekolah.
Seperti yang telah disebutkan diatas, rata-rata uang saku mereka adalah Rp.5.000,- sehingga jika disisihkan Rp.1.000,-, uang yang masih bisa dibelanjakan dan transport adalah Rp.4.000,-.
Pada tahap ini peserta didik mulai memahami bagaimana cara menyisihkan uang mereka sehingga mereka bisa menabung. Namun mereka belum memiliki kepercayaan diri untuk menyimpan uang mereka di bank. Komentar mereka adalah mereka malu menabung ke bank dengan uang yang sangat sedikit rata-rata berkisar antara Rp.5.000,- hingga Rp.7.000,-
Anak-anak membuka rekening di Bank
Sebelumnya guru mencari bank yang mau menerima berapapun uang tabungan peserta didik. Bank tersebut adalah BANK SALATIGA. Semua peserta didik kelas X-1, secara bertahap belajar membuka rekening di bank, dari mengisi form pembukaan rekening, datang ke bank untuk menyetorkan uangnya, hingga mereka mendapatkan buku tabungan mereka sendiri.
Kebetulan dalam satu minggu, guru bertemu di setiap kelas selama dua jam pelajaran, sehingga sebelum memulai pelajaran, guru dapat memeriksa catatan keuangan peserta didik dan besarnya setoran tabungan mereka
Kegiatan ini berlangsung hingga 3 bulan, setelah itu peserta didik tanpa diminta sudah dapat mengendalikan diri, mengelola keuangannya dan menyetorkan sendiri tabungannya ke Bank.
Pada tahap ini terlihat bahwa peserta didik dapat mengendalikan uangnya untuk tidak digunakan sebagai pengeluaran konsumtif namun digunakan untuk memperbesar asset nantinya.


B.       SIMPULAN
Metode  pengelolaan keuangan sederhana ditunjukkan dengan jumlah tabungan dan kontinuitas peserta didik dalam menabung setiap minggunya.
Metode pengelolaan keuangan sederhana ini membuat peserta didik dapat mengendalikan uangnya untuk tidak digunakan sebagai pengeluaran konsumtif namun digunakan untuk memperbesar asset.
Metode pengelolaan keuangan sederhana ini membuat peserta didik secara mandiri dapat mengelola keuangan sendiri tanpa pengawasan dan kontrol dari guru.
Metode pengelolaan keuangan sederhana ini membiasakan peserta didik untuk meninggalkan kosumerisme dan berhemat.
Metode pengelolaan keuangan sederhana ini memperkenalkan peserta didik mengenai kegiatan berinvestasi dan memperbesar asset untuk persiapan masa depan mereka
Metode pengelolaan keuangan sederhana ini jika dibiasakan dan ditindaklanjuti dapat menjadi bekal bagi peserta didik untuk merencanakan keuangan jangka panjang.
Metode ini juga dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik dalam jangka penjang agar mereka dapat mengatur keuangan mereka secara lebih bijak dan mulai memberanikan diri untuk berinvestasi dalam bentuk emas atau reksadana atau bentuk investasi lainnya.



DAFTAR PUSTAKA

DeMeulenaere, Stephen, ”Sejarah Singkat Sistem Mata Uang Masyarakat ”, http://media.economist.com/images/columns/sejarahsingkat.html
Heryawan, 2010, ”Gerakan Menabung”, vivanews.com diunduh 22 Mei 2010
Kasmir, 2001, ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kiyosaki, T, Robert, 2006, ”Rich Dad, Poor Dad”, PT, SUN Jakarta,
Kontan, 2010, “Membedah Reksadana Jagoan”, Edisi khusus Februari 2010, Kompas Gramedia.
Manurung, Mandala, dan Prathama Rahardja, 2004. ”Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter: Kajian Kontekstual Indonesia” Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nofie Iman, 2008, “Memulai Investasi Reksadana”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Pratomo, Eko, 2004, “Kecerdasan Financial”, Gramedia, Jakarta
Sp, Iswardono, 1988, “Uang dan Bank”, Yogyakarta, BPFE
Sudarmadi, 2007, “10 Pengusaha Sukses Membangun Bisnis dari 0”, Gramedia, Jakarta
Suprayogi, Wiji, 2009, “ Mendidik Anak Menjadi Pengusaha”, Kanaya Press, Jakarta
Suryopratomo, 2010, “Gerakan Menabung dan Stimulus Fiskal”, metrotvnews.com diunduh 22 Mei 2010


[1] Nofie Iman,”Panduan singkat dan praktis Memulai Investasi Reksadana”, 2008


1 komentar:

  1. terima kasih
    informasinya saya sangat setuju. Apalagi jaman sekarang kita bisa menabung rutin dan mengajak orang lain menabung pun bisa menghasilkan Income Jutaan rupiah perbulan http://tabunganmilyarder.weebly.com/

    BalasHapus

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...