Selasa, 17 Oktober 2017

1000 Guru se Indonesia di TPN 2017 (1/6)


I don't take coffee, I take tea, my dear
I like my toast done on one side
And you can hear it in my accent when I talk
I'm an Englishman in New York
See me walking down Fifth Avenue
A walking cane here at my side
I take it everywhere I walk
I'm an Englishman in New York
Oh, I'm an alien, I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York
Oh, I'm an alien, I'm a legal alien
I'm an Englishman in New York
If "manners maketh man" as someone said
He's the hero of the day
It takes a man to suffer ignorance and smile
Be yourself no matter what they say
Itu yang saya rasakan 8 tahun ini, sampai akhirnya dipertemukan oleh guru guru "senasib", guru guru pejuang kemerdekaan belajar, guru yang mau dan ingin terus belajar dari siapa saja, dari mana saja, dan belajar apa saja untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pembelajaran di kelasnya. Tulus, tanpa tendensi jadi yang terpintar dari yang lain, tanpa iming iming uang, sertifikat apalagi kenaikan pangkat. Yang sebagian orang justru melihatnya sebagai orang yang aneh dan gila. *sedih ya.. :(
Pertemuan pertama saya dengan TPN (Temu Pendidik Nusantara), heboh, seru, bahagia, karena penuh inspirasi, sehingga sepulang dari belajar tiga hari ini 13 - 15 Oktober 2017, saya full charge dan gak mau move on.
Saya akan berbagi tulisan tentang belajar saya di TPN ini menjadi 6 tulisan
Gaung TPN 2017 sudah terasa 3 bulan terakhir ini, euforia TPN pun tidak terbendung, guru guru seluruh Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Guru Belajar mulai berupaya bergerak mengumpulkan dana untuk belajar di TPN. Keren yak.... biasanya kita berangkat belajar kalau dibayari transport akomodasi plus uang saku, yang ini malah rela bersusah susah nabung untuk belajar di TPN, kebayang kan istimewanya TPN
dan itu terbukti..
kelas pertama yang saya ikuti setibanya di Jakarta adalah kelas Penggerak, hari Jum'at, 13 Oktober 2017, mulai pukul 08.00 tet hingga 17.00, yaaang rasanya masih kurang waktunya, coba bayangin deh, kalo biasanya ngantuk n bosen yang ini kagak banget, malah sayaang kalo dilewatkan
Seminggu sebelum mengikuti kelas penggerak, kami diberi tugas untuk melakukan analisis terhadap empat  video tentang kekuatan jejaring sosial
pertama ...

Nicholas berdasarkan penelitiannya selama 15 tahun, mengungkapkan bahwa kegemukan menular, karena keinginan untuk berkumpul dengan orang yang memiliki kesamaan. Supaya pertemanan tetap berlanjut maka, sama sama ingin mempertahankan bentuk tubuh. Seperti induksi tersebar dari satu orang ke orang lain, Homophily, yang memiliki bentuk tubuh yang sama akan berkumpul jadi satu, saya mau berteman karena bentuk tubuh yang sama. Confounding, bukan hanya ukuran tubuh yang sama, tetapi lingkungan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama juga

Kebahagiaan menular karena multisenter epidemik, orang orang yang sama melakukan hal yang sama pada satu waktu. Emosi yang ada terekam dalam kode genetik kita, sehingga emosi bahagia,dan marah  dapat menular

Dalam waktu yang berbeda, jejaring sosial memiliki memori, pergerakan, dan hal hal yang mengalir bersamanya, ia juga memiliki konsistensi, walau ada yang meninggal tapi jaringan ini tidak, jaringan ini memiliki daya tahan, untuk bertahan sepanjang masa, jaringan sosial adalah sesuatu yang hidup

Simpulan saya, semangat guru belajar itu akan menular, kalau sekarang sudah ada 126 Komunitas Guru Belajar dengan ribuan anggotanya di seluruh Indonesia, tahun depan bisa jadi 2 3 kali lipat

video kedua masih bersama Nicholas masih mengenai jejaring sosial



video ketiga dari Derek Shiver, tentang how to start movement


Ketika orang pertama, menari sendirian maka dia akan dikira gila, tetapi setelah ada orang kedua mengikutinya dan mengajak teman teman yang lain, maka orang kedua inilah penyelamat bagi orang pertama.
Penghubung atau orang kedua memiliki peran penting dalam eksekusi ide orang pertama.

Video terakhir tentang Tipping Point nya Malcolm Gladwell






Simpulan dari video diatas adalah terdapat tiga cara yang dapat membuat sebuah ide tersebar luas yaitu the law of few, sebuah ide bisa tersebar bergantung pada connector atau penghubung, maven dan salespeople, kedua the stickiness factor, informasi tersebar karena berasal dari lingkungan yang tepat, yang memiliki tokoh yang berpengaruh, terakhir the power of context, the broken window theory, jika ingin berhasil, perbaiki segera kesalahan atau kekurangan sekecil apapun.

diatas itu baru sebagian tugas, kita belum membahas apa yang saya peroleh di kelas penggerak hari itu, tunggu ya ditulisan berikutnya...

Jaljaaa....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...