Minggu, 17 Februari 2013

Anak Anak Luar Biasa!!...

Sonya Hellen Sinombor -
Kepala Kompas Div. Jawa Tengah
Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 8 - 10 Februari 2013, di sekolah diadakan pelatihan jurnalistik. Pelatihan ini diikuti oleh 20 siswa kelas X dan XI. Saya diminta untuk belajar bersama mereka materi menulis opini dan artikel.
Misi besar pelatihan ini adalah, anak anak dapat membuat majalah sekolah yang sudah lama diimpi-impikan oleh berbagai pihak.

Di hari pertama anak anak belajar mengenai jurnalistik dari Sonya Hellen Sinombor, Kepala Kompas divisi Jawa Tengah, seorang wartawan yang menyenangkan dan inspiratif. Satu hal yang paling saya ingat adalah tentang definisi jurnalistik, 
"jurnalism is not medicine, but it can heal. It is not law, but it can bring about justice.
It is not military, but it can keep us safe" Mary Mapes
ternyata pernyataan Mary Mapes ini juga menginspirasi anak anak, mereka merasa memiliki kewajiban untuk melakukan perubahan di sekolah mereka melalui jurnalistik. Cool... :)



Awalnya banyak yang menyangsikan anak anak ini mampu membuat sebuah majalah, ah yang penting mereka tidak tahu bahwa banyak yang tidak yakin akan kemampuan mereka.

Bersama mereka 7 hari ini membuat saya semakin kagum dengan semangat mereka, ke  20 anak itu selanjutnya menjadi tim jurnalis yang sangat solid. Mereka membagi pekerjaan dengan baik, yang saya heran, tidak ada satupun anak yang mengeluh, malah seringnya mereka mengajukan diri untuk melakukannya, dari tugas peliputan berita, menulis artikel, layout hingga mencari sponsor.

Sebentar sebentar, di sekolah ini saya hanya mengajar anak kelas XII dua kelas, jadi saya kebanyakan baru bertemu dan terlibat dengan ke 20 anak ini seminggu yang lalu. Itulah yang bikin saya sering terbelalak dan berdecak kagum, saat melihat antusiasme mereka, melihat curahan berbagai ide dan gagasan mereka, dan semangat mereka untuk membuat majalah sekolah ini.

 Jadi seperti ini, di hari kedua, saya mengajar mereka cara menulis opini dan artikel, ssst sesungguhnya saya gak paham sekali bedanya *wah bahaya gak sih*, but thanks to google hehe. Saya diminta mengajar mereka karena penyelenggara atau fasilitator pelatihan ini penggemar blog saya *ceilee. Jadi yang saya lakukan  lebih mengencourage mereka untuk berani menulis, dan lebih percaya diri menulis, bahwa modal menulis cuma dua yaitu membaca dan passion menulis.
Saya akan bersama mereka seharian, di sesi kedua mereka saya minta untuk menulis artikel dan opini tentang sekolah mereka, dan ternyata menulis opini lebih mudah daripada menulis artikel.


Anak anak menuliskan kesulitan mereka
saat menulis opini dan artikel
Berikut petikan salah satu opini Hafidz kelas XI IS 1, tentang Ijazah.. :)



“Aku mau belajar, biar ulangan dapat nilai bagus.”

“Aku mau les, biar ujian dapat nilai tinggi.”

“Aku mau sekolah, biar lulus dapat ijazah.”
Kalimat-kalimat seperti itulah yang sudah sering terdengar di telinga kita. Kesadaran belajar memang bagus, tetapi niat untuk belajar tersebut yang lebih dibutuhkan. Sejak awal kita masuk sekolah, sudah tertanam ke dalam otak bahwa sekolah untuk menuntut ilmu. Diajari adab, sopan santun, nilai moral, nilai budaya dan nilai-nilai lainnya untuk dipraktekkan di dalam masyarakat. Seiring berjalannya waktu dan jenjang pendidikan, berubahlah tujuan sekolah, yaitu untuk mendapat ‘nilai’ bagus. Nilai yang dimaksud kini berbeda lagi, yaitu berupa angka dengan nominal tinggi yang tertera dalam sebuah kertas bernama ‘ijazah’. Berkembangnya zaman kemudian merubah tujuan sekolah sebagai media pencari pekerjaan dengan modal ijazah tersebut. Sekolah yang dibangun untuk mencetak kader yang berprestasi dan berkualitas inipun kini dicemari dengan kalimat-kalimat sepele namun mendoktrin tersebut. Ironisnya, kadang orangtua jugalah yang memberi doktrin seperti itu kepada anaknya.
......

hehehe kereen ya...
Beberapa judul artikel mereka juga menarik seperti Mencetak Generasi Akhalkul Kharimah-Aisyah Qonita kelas X, Jadi Akhwat yang Baik-Humaida kelas X, dan masih banyak lagi artikel artikel mereka yang sangat inspiratif.

Hal ini menambah keyakinan saya don't set the bar too low, asal mereka diberi kesempatan, lihatlah betapa mereka sangat menakjubkan.

Selesai menulis artikel dan opini, dimulailah rapat keredaksian, yang difasilitatori oleh Pak Mujab dari Qaryah Thayyibah, anak anak dibagi tugas, dari pimpinan redaksi, editor hingga layouter (tukang layout maksudnya hehe). Sebelumnya dibicarakan nama majalah, kemudian, hal apa saja yang akan di sajikan dalam majalah, dan selanjutnya mereka langsung bekerja bagian liputan langsung ke lapangan, karena co card jurnalis belum ada, jadi saat liputan mereka menggunakan co card pelatihan hehe, demikian juga bagian artikel dan opini, sastra, puisi, humor dan terakhir editor dan layout

Dalam waktu sehari semua selesai, tinggal tugas edit dan layout yang lebih lama, membutuhkan waktu 2 hari untuk menyelesaikan layout dan edit, kendala utama adalah komputer yang bisa untuk setting hanya PC sekolah itupun pinjam milik Lab Komputer dan laptop saya. Jadi karena PC di Lab selalu terpakai untuk pembelajaran lain, maka laptop saya deh yang mereka pakai 2 hari itu-as u know saya tidak pernah berpisah dengan laptop saya, jadi serasa ada yang hilang hiks-.. :) Tapi mereka kereeennn, mendampingi mereka jadi ikut semangat, worth it banget dah hehe..

jreng jreng dan ini hasilnya masih kejutan sih jadi cukup covernya saja yaaa...

Model cover ini teman mereka juga
Ide-ide mereka--tak terduga.. amazing

Perjuangan mereka belum selesai, mereka harus presentasi ke kepala sekolah, meminta dukungan agar majalah ini bisa segera diwujudkan. Ah ternyata masih harus deg deg plas juga...

Hari yang ditunggu tiba, kemarin pagi pukul 7 mereka sudah janjian dengan Bapak Kepala untuk presentasi hasil karya mereka majalah Ash-Shaffat 36 halaman, dan seperti yang sudah saya duga, Bapak Kepala sungguh apresiatif, beliau sampai merinding, majalah yang dibuat anak anak sangat bagus, seperti dream come true, karena beliau mengangankannya hampir 17 tahun ini. Terwujud justru di sekolah yang baru dipimpinnya 2 tahun belakangan.
Sebagai penghargaan atas kerja keras anak anak, Bapak Kepala menjanjikan satu buah komputer dengan spec tinggi untuk operasional majalah. *Huwaaaa laptop saya kembali ke tangan juga.. :P
Juga akan diadakan launching besar besaran, untuk edisi perdana dalam waktu dekat,  InsyaAllah majalah ini akan dicetak 1000eksemplar Waaaah...

Lihatlah ekspresi anak anak itu

hahaha ekspresi keluar dari ruang kepala
Semangaaattt!!...kalian luaarr biasa!!
Ibuu ini hadiah terindah ulang tahunku hari ini.... teriak Humaida-salah satu jurnalis..\(^.^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...