Oleh Slamet A Sjukur
Sumber :
http://dgi-indonesia.com/indonesia-generasi-hafalan/
Dalam film ARTIFICIAL INTELLIGENCE, Spielberg menunjukkan robot-robot yang
diprogram lebih manusiawi dari manusia, dan dihancurkan oleh
manusia yang kodratnya lengkap (dengan plus dan minusnya). Tapi akhirnya dibela juga oleh manusia lain.
Sementara kurikulum kita selama ini memimpikan anak-anak kita menjadi ROBOT yang cerdas sempurna.
Ada orang-orang pintar berhati mulya yang menganjurkan menjadi
manusia seutuhnya, suatu anjuran penuh dengan kesungguhan yang sangat mengharukan, tapi tidak tahu bagaimana menyusun strategi operasional yang diperlukan.
Perkara
niat baik, kita tidak berkekurangan, begitu pula jumlah
peraturan, apa saja ada, bahkan secara nyata
potensi alam Indonesia sangat luar biasa jika dibandingkan dengan yang ada di negara-negara lain.
Tapi mengapa kita miskin, baik lahir maupun batin?
Menurut dr.H.Taufik Pasiak, M.Pd., konon didalam pameran “Otak-Otak se-Dunia” banyak pengunjung yang tertarik otak Indonesia yang diyakini lebih unggul dari otak Jepang, karena keadaannya masih murni, bersih dan segar, sebab jarang dipakai (1)
Di luar dugaan, ada penemuan mutakhir yang sangat penting, meyakinkan dan membesarkan hati. Meyakinkan karena merupakan hasil dari kerja keras puluhan tahun dua orang yang
bermartabat ilmuwan, bukan orang partai atau DPR.
Dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Robert Dick-Read akhirnya yakin bahwa
yang pertama mengarungi samudra bukan Bartholomeo Diaz (Portugis), bukan Colombus yang kesasar ke benua Amerika, bahkan bukan Cheng Ho (Tiongkok). Pada abad-5 manusia-manusia dari Nusantara sudah bisa mencapai Afrika, membuka tambang emas di sana, juga menolong India membawakan dagangannya sampai ke Roma (2).
Prof. Arysio Santos, seorang Brasilia pakar geologi dan fisika nuklir, mengusut
Atlantis,
sebuah benua yang tenggelam yang diceritakan Plato, filosof Junani, dan kitab-kitab suci di seluruh dunia.
Ternyata keberadaan Atlantis betul-betul suatu fakta, bisa dilacak Santos secara ilmiah, dan dikuatkan oleh hasil penelitian NOAA (National Oceanographic and Atmospheric Agency) dan penelitian dari satelit yang di lakukan NASA. Jadi bukan hanya dongeng fantasi seperti yang dikira sebelumnya
Atlantis, sebuah benua yang pernah ada dan tenggelam karena bencana alam yang dahsat di jaman prasejarah. Sekitar 75.000 tahun yang silam, gunung api raksasa (dan ternyata gunung Toba di Sumatra) meletus, menyebabkan tsunami yang menenggelamkan sebuah benua. Dan masih dihantam lagi sekitar 11.600 tahun yang lalu oleh ledakan gunung berapi lain (gunung Krakatau, jauh sebelum ledakannya tahun 1883), yang mengakibatkan berakhirnya zaman es, karena gletser yang sudah berabad-abad itu mencair dan mengakibatkan naiknya permukaan samudra sampai sekitar 130 meter. Benua yang tenggelam itu menyisakan dataran-datarannya yang paling tinggi serta puncak gunung-gunung berapi.
Sisa itulah yang menjadi kepulauan Indonesia. Artinya benua Atlantis itu tidak lain dari bagian yang hilang dari Indonesia!