adopt fr Dhitta Puti Sarasvati on Tuesday, May 3, 2011 at 12:50pm
Ujian Nasional di AS dan India? Tidak ada.
Oleh Satria Dharma
Dear all,
Nampaknya Mendiknas mendapat informasi yang salah soal ujian di AS. Beliau masih bersikukuh bahwa di AS ada Ujian Nasional seperti di Indonesia (atau bahwa AS juga menerapkan ‘cara yang mirip’ ujian nasional). Padahal TIDAK ADA ujian nasional di AS. Jangankan ujian nasional, sedangkan standar pendidikan berskala nasional saja tidak ada di AS. Lantas darimana beliau memperoleh informasi bahwa ada ‘semacam’ ujian nasional di AS (dan India)?
Berikut ini petikan tanya jawab beliau dengan pers.
Tempo : Anda berkukuh karena negara lain juga masih mempraktekkan ujian nasional?
Mendiknas : Banyak negara menggelar ujian nasional. Coba bandingkan dengan kebijakan Barack Obama yang terakhir dan kebijakan India. Amerika itu menerapkan cara yang mirip ujian nasional. Ada standar nasional. Tapi negara bagian diberi opsi. Kalau memilih ikut ujian nasional, diberi insentif. Ujian nasional itu tidak hanya ada di Indonesia. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/05/02/WAW/mbm.20110502.WAW136617.id.html#
Seperti yang pernah saya informasikan, TIDAK ADA Ujian Nasional di AS. Jadi tidak ada SATU UJIAN NASIONAL yang berlaku bagi semua siswa di seluruh negara bagian AS. Yang ada adalah ujian kelulusan (exit exams) bagi siswa SLTA untuk NEGARA BAGIAN tertentu. Jadi ini adalah ujian kelulusan yang levelnya sama dengan propinsi di Indonesia. Ini pun tidak semua negara bagian menetapkan exit exams.
Negara bagian California adalah salah satu negara bagian di AS yang menerapkan exit exams (ujian kelulusan bagi siswa SLTA) seperti yang kita lakukan dengan Ujian Nasional kita. Berbeda dengan di Indonesia, ujian kelulusan tersebut telah dimulai pada kelas 10 (klas 1 SMA) untuk mengidentifikasi mana-mana siswa yang mendapat kesulitan dalam bidang akademis dan perlu mendapat bantuan agar bisa lulus ujian kelulusan. Jadi berbeda dengan di Indonesia yang menggunakan Ujian Nasionalnya untuk MENGHUKUM siswa yang tidak mampu mengerjakannya dengan baik pada akhir tingkat pendidikan mereka.
Ujian kelulusan di California cuma dua bidang studi : Matematika dan Bhs Inggris. Siswa yang gagal pada kelas 10 punya 5 (lima) kali kesempatan untuk ujian ulang, yaitu 2 (dua) kali pada kelas 11, 2(dua) kali pula pada kelas 12, dan paling tidak 1 (satu) kali sesudah lepas sekolah (jadi mereka boleh tetap lulus sekolah meski tidak mendapat ijazah Diploma).
Untuk ini Negara Bagian California mesti mengeluarkan biaya jutaan dollar untuk mengelola ujian, mempersiapkan siswa untuk melakukan ujian dan menawarkan klas remidi bagi siswa yang gagal. Jadi siswa memang benar-benar dibantu untuk lulus ujian sejak mereka kelas 1 SLTA.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa ujian kelulusan ini ternyata tidak mampu memberikan penilaian tingkat ketrampilan dasar yang adil bagi anak-anak minoritas, kulit berwarna, dan pelajar perempuan. Penemuan ini tentu saja menggelisahkan para pengambil kebijakan.
Penemuan lainnya adalah bahwa ujian kelulusan ini TIDAK MEMOTIVASI anak-anak minoritas, kulit berwarna dan pelajar perempuan. Meski ini adalah kasus di AS tapi ini sebuah pesan kepada para pengambil kebijakan di Depdiknas agar tidak asal bunyi dengan mengatakan bahwa UN akan membuat semua siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih keras. Utamanya karena memang belum ada hasil riset yang mendukung kesimpulan tersebut.
Di AS baru 22 negara bagian yang menetapkan ‘some types of exit exams’ dan 4 negara bagian baru coba-coba. Jadi tidak semua negara bagian menetapkan UNAS bagi siswanya. Yang jelas tidak ada standardized exit exams bagi anak SD. It’s ridiculous!
Di Amerika siswa yang tidak lulus bisa menuntut pemerintah dengan alasan bahwa ia tidak dipersiapkan dengan lebih baik oleh pemerintah agar dapat lulus ujian ini! Jadi mereka menganggap bahwa jika pemerintah mewajibkan standardized exit exams maka pemerintah juga wajib menyediakan fasilitas yang dibutuhkan agar siswa bisa lulus. Tapi ini kan di Amrik! Kalau di Indonesia justru siswanya yang disalahkan dan dianggap tidak berusaha cukup keras untuk bisa lulus alias malas.
http://www.usatoday.com/news/education/2007-10-29-exit-exams_N.htm
Di negara bagian Maryland mereka membatalkan untuk ikut exit exams (ujian untuk lulus sekolah) karena dianggap tidak adil bagi anak-anak minoritas.
Just at this pivotal moment there is legislation pending in the Maryland General Assembly that would eliminate or weaken the importance of the HSAs. One of the arguments being made is that it is unfair to hold students accountable when they haven’t been provided with an education that was good enough to help them pass the tests.
There is power to this argument. Many of the students who won’t be able to pass—at least the first couple of times they take the tests—will be low-income, African American, and Latino students, many of whom have been badly served by their schools. They will be, in other words, the students who most desperately need a high school diploma in order to make their way in the world. http://www.britannica.com/blogs/2008/04/high-school-assessment-tests-outrageous-requirements-take-the-test/
Di India TIDAK ADA ujian nasional yang berlaku untuk SEMUA negara bagian. Setiap negara bagian melakukan ujiannya masing-masing.
Higher Secondary Examination (also known as HSC) is a centralised examination that students in India take up after class 12. All theState School Education Boards, CBSE, CISCE and NIOS conducts exams during the period of March-April every year. The number of subjects, type of examination (theoritical, practical or both) and grading methods differ among the boards and states. Clearing HSC is mandatory for pursuing Higher education.
CBSE calls it All India Senior School Certificate Examination (AISSCE).
CISCE calls it Indian School Certificate Examination (ISC).
NIOS calls it National Institute of Open Schooling (NIOS).
Not all states have separate State Education Boards. CBSE , CISCE and NIOS have schools which follow their scheme of education all over the country
http://en.wikipedia.org/wiki/Higher_Secondary_Examination
The Council for the Indian School Certificate Examinations (abbreviated CISCE) is a private, non-governmental board of schooleducation in India. It conducts two examinations in India: the Indian Certificate of Secondary Education (ICSE) and the Indian School Certificate (ISC). The CISCE was set up in 1956 at the meeting of the Inter-State Board for Anglo-Indian Education a proposal was adopted for the setting up of an Indian Council to administer the University of Cambridge Local Examinations Syndicate's Examinations in India. It is an all-India, but not a government sponsored board (unlike the CBSE and NIOS). It is based in New Delhi.
The Indian Certificate of Secondary Education (ICSE) Examination is a K-10 public board examination for students in India who have just completed Class X (equivalent to the first two years of the 4 year High School programme). Seven subjects are to be taken by the candidates, of which four are compulsory and three have a choice of subjects.
Similarly, the Indian School Certificate (ISC) Examination is a K-12 public board examination for those completing Class XII (equivalent to the end of the 4 year High School programme). Candidates must have English and Environmental Education as two of their subjects, and then may choose either three, four or five more subjects to give exams for.
The CISCE does not accept private candidates, and they must come only through the (English medium) schools affiliated to the CISCE. The medium of examination is English, except the Indian language paper. At the end of examination, marks out of 100 are provided in each subject and a separate pass certificate is given containing the equivalent grades (like almost all other Indian educational boards). Note that apart from the CBSE and CISCE, all states in India also have their own state boards for High School education.
http://en.wikipedia.org/wiki/Council_for_the_Indian_School_Certificate_Examinations
The Indian Certificate of Secondary Education (ICSE) examination is an examination conducted by the Council for the Indian School Certificate Examinations, a private, non-governmental board of school education in India, for class 10, i.e., grade 10. It has been designed to provide an examination in a course of general education, in accordance with the recommendations of the New Education Policy 1986 (India), through the medium of English. The examination allows secure suitable representation of Governments responsible for schools (which are affiliated to it) in their States/Territories. Private candidates are not permitted to appear for this examination.
In all subjects other than Science and Computers, students must submit compulsory coursework assignments. In groups I and II they count for 20% of the student's performance in the subject; in group III the assignments count for 50%. In Science and Computers, students are tested on their laboratory work.
In subjects where there is more than one paper, the mark in the subject is calculated by taking the average of all papers in the subject. Candidates appearing for the examination have to study seven subjects, with anywhere from 1 to 3 papers in each subject. This makes for a total of 8-12 papers, depending on the subjects. http://en.wikipedia.org/wiki/Indian_Certificate_of_Secondary_Education
Bidang studi yang diujikan di sekolah menengah India adalah semua yang diajarkan tapi siswa boleh memilih bidang studi yang akan diikuti ujiannya.
http://www.cisce.org/data/Download/TIMETABLE_ICSE_2011.pdf
Setiap negara bagian di India melakukan ujiannya sendiri-sendiri. http://www.winentrance.com/results/
Salam
Satria Dharma
http://satriadharma.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar