Rabu, 27 Desember 2017

10 Hari Tanpa Mentari, Joensuu 5/6 Curriculum Development Process

Materi berikutnya tentang pengembangan kurikulum di Finlandia, disampaikan oleh bu Merja Kukkonen

Curriculum Development Process
Dr., University Lecturer Ismo Pellikka and teacher Merja Kukkonen, M.Ed
University campus, Futura Building, Room F210
Address: Yliopistokatu 7, Joensuu

bu Merja ini selain teacher trainer di Teacher Training School, juga guru kelas di Lansikatu School. Sebelum ke Finland - oya cerita sedikit belajar di Finlandia ini seperti dream come true buat saya pribadi, sampai sampai sejak tahun 2012 saya pasang cover poto di FB bahwa Finland adalah Where I want to be, gak nyangka be there beneran 5 tahun kemudian dengan cara yang beneran gak disangka sangka - kalau tentang Finland saya sudah baca baca sejak tahun 2009 begitu eforianya saya, sampai banyak peristiwa seru di tahun itu, tapi sudahlah hahaha...

Nah tahun 2014 saya baca buku Pasi Sahlberg-Finnish Lesson (walau terjemahannya gak oke *peace) sebelum berangkat kemarin saya baca baca lagi sebenernya apa sih yang dilakukan Finlandia - Kalau mau tahu tentang sistem pendidikan Finland baca buku itu cukup jadi bekal kok oya tambah bukunya Timothy ya Teach Like Finland (bukunya baru laris manis dipinjem nih)


bu Merja di bahasannya kali ini membahas tentang perkembangan Kurikulum Pendidikan di Finlandia dari tahun 1881 - sampai sekarang kurikulum terbaru silakan donlot disini Finland OPS 2016

Kebetulan saya sudah mencatat dari buku Sahlberg tentang sejarah pendidikan di Finlandia dan saya rangkum sebagai berikut di gambar bawah ini ya xixixi.... (tulisan tangan saya bagus kan ya.... :P ...)

yang pada intinya mereka menjadikan dasar sistem pendidikan modern di tahun 1970 dan terus berkembang hingga sekarang, tanpa mengira bahwa sistem pendidikan yang mereka terapkan membuat anak anak Finlandia memiliki rangking tertinggi di PISA TIMMS selama beberapa dekade, bahkan anak anak Finland adalah anak anak paling bahagia di Dunia

Dasar sistem pendidikan mereka sejak tahun 1970 adalah pendidikan wajib 9 tahun untuk semua usia, berprinsip bahwa sekolah untuk semua anak tanpa kecuali, memiliki konsensus politik yang kuat pada pendidikan dan pengajaran, yang terakhir dan menurut saya penting adalah peningkatan standar pendidikan guru.
Kalau tahun 1970 sudah mulai berarti 47 tahun lalu, saya aja belum lahir.
di Slide selanjutnya bu Merja cerita lagi tentang guru guru Finland bahwa mereka harus minimal master, memiliki kemandirian dan kebebasan untuk berinovasi, memilih metode yang tepat untuk anak didiknya, sampai assesmentnya. Guru guru Finland sangat bertanggungjawab dan memiliki panggilan jiwa untuk jadi guru. Di masyarakat mereka juga dipercaya, dihormati dan sangat diapresiasi keberadaannya.

Sejak tahun 1979 guru harus Master sangat ditekankan, kurikulum tahun 1985 penekanannya pada profesionalisme guru, pendidikan guru dan pentingnya local curriculum atau kebutuhan pendidikan setiap sekolah sesuai daerahnya.

Kurikulum mereka rencananya memang berubah setiap 10 tahun sekali tapi akhir akhir ini kurikulum mereka berubah tahun 2014 kemudian tahun 2016. Mengapa berubah terus, padal sistem pendidikan mereka sudah paling top di dunia? prosesnya sejak tahun 2012 lho, dengan tiga kali feedback, diskusi seminar dan lain lain akhirnya kurikulum baru diberlakukan pada musim gugur 2016. Kurikulum disini maksudnya Core Curricula ya

Mengapa berubah karena kebutuhan ketrampilan untuk masa depan terus berkembang dan baru, anak anak Finlandia perlu dibekali skill yang baru, demikian pula tantangan globalisasi, cara mengajar, ilmu pedagog dan praktek pembelajaran di sekolah perlu di review dan terus diperbarui. Tujuan memperbarui proses belajar mengajar adalah together we can create better chances for the educational work of school, meaningful learning of each child and a sustainable future. Dalem banget kan ya...

Reformasi di Kurikulum 2016 ini kuncinya pada mendefinisikan bersama nilai dari pendidikan dan budaya sekolah antara guru, murid dan orang tua, pengembangan Transveral Competences (adalah thinking and learning to learn, cultural competence or cultural literacy, interaction and expression, Taking care of oneself and managing daily activities, safety, Multiliteracy, ICT competence, Competence for working life and entrepreneurship, Participation, responsibility and influence of building sustainable future, juga cross-curricular themes and integration - mengkaji fenomena ilmu dari berbagai perspektif pengetahuan yang berbeda - mulai sulit ya...

Ada yang menarik dari cerita bu Merja, bagaimana mengkomunikasikan kurikulum lokal atau sekolah ke orang tua Jadi kurikulum sekolah dibuat dengan berdiskusi antara guru orang tua dan siswa based on core curricula tentunya - yang ini aja bikin saya mrinding keren bangettt - pertama dicoba dengan menyebarkan kuesioner ke orang tua - gak dibaca, pakai webpages sekolah, dengan email sama saja - terus yang dilakukan adalah meminta anak anak mewawancarai orang tuanya, dengan pertanyaan what is the best/the worst memory of your own school time? what do you think of the school today? What is better than in your own school time? apa yang lebih buruk dari sekolah sekarang dan dulu pas ayah atau ibu sekolah? pertanyaan selanjutnya dunia seperti apa yang ada dibayangan ayah ibu, untuk aku tinggali kelak? Pengetahuan dan skill seperti apa yang paling penting untuk aku? Bagaimana sekolah dapat membantu untuk mewujudkannya?

Berdasarkan jawaban hasil diskusi antara siswa dan orang tua tersebut, kemudian di rapatkan oleh para guru, mereka menyusun kurikulum sekolah ....(nulis ini aja bahagia banget hati saya... keren yak)

Jadi ya kurikulum mereka beneran berpikir bagaimana membantu anak bangsanya untuk menghadapi kehidupan mereka 20 tahun kedepan, persiapan untuk itu juga tidak main main, saya hanya melihat ketulusan disitu titik.

Presentasi bu Merja yang bersumber dari Mrs. Irmeli Halinen Head of Curriculum development Finnish National Board of Education

diakhiri dengan :
If you want to increase curiosity - allow questioning
If you want to develop problem solving skills, link school knowledge to real life problems and encourage pupils to work together to seek solutions
If you want to increase understanding, combine knowledge and skills from different subjects
If you want to raise citizens who will develop society, promote inclusiveness and participation, give opportunities to make a difference, and facilitate positive rather than negative critical thinking
If you want to strengthen learners' self confidence and learning motivation, give constructive and honest feedback and never humiliate or put down a learner
IT IS ABOUT DEVELOPING THE ORGANISATIONAL CULTURE AND PEDAGOGICS!

Eish...Semangaaatttt

Tulisan sebelumnya tentang guru guru Finlandia

Tulisan berikutnya tentang Teacher Education in Indonesia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...