Ntah kenapa nama kota ini Joensuu ya, tau aja gitu kalau saya penggemar cerita cerita sejarahnya Joseon padal beda jauh tempatnya, satu di Finlandia, satu di Korea Selatan hahaha..., tapi namanya mirip kan ya......#TosCrazyNunnas #Maksainmirip
Nah sekarang saya mau cerita detail tentang guru dan pendidikan Guru di Finlandia, seperti yang disampaikan oleh Dr.Ismo dan Ibu Merja Kukkonen guru SD juga Teacher Trainer di UEF
Guru guru Finlandia berpendidikan tinggi, semua wajib bergelar master/S2. Para pengajar di sekolah kejuruan memiliki gelar S1 dan terkadang S2. Semua guru TK usia 3 - 6 tahun wajib S1, yang diperoleh dengan menyelesaikan program pendidikan selama 3 tahun terdiri atas 180 poin studi (kredit ECT: Eropean Credit Transfer, setiap poin studi mewakili 27 jam kuliah). Gelar S2 membutuhkan 5 tahun studi dan terdiri dari 300 poin. Widih, disini mah 1,5 tahun kelar tuh S2 xixixi
Tingginya level pendidikan guru ini dianggap hal penting karena, secara profesional guru guru Finlandia sangatlah mandiri, bukan hanya saat implementasi tetapi mulai dari perencanaan dan evaluasi kegiatan mereka di kelas. Guru dipandang sebagai para profesional yang berpikir secara pedagogis yang memu melakukan refleksi dari banyak pengalaman yang mereka miliki dan setelahnya berkomitmen pada perkembangan professionalnya. Terlebih sudah ada kepercayaan yang tinggi di masyarakat terutama ortusis terhadap para guru.
Tentang komitmen perkembangan professionalismenya, disana gak ada istilah, lha saya cuma guru TK mau pinter gimana lagi, mau guruTK SD mereka tetap melakukan pengembangan diri keprofesionalannya, tetap melakukan research bahkan kuliah lagi. Bahkan saya bertemu sekelompok guru SD yang berkolaborasi melakukan percobaan learning environment, perkembangannya bisa diikuti di fanpage FB mereka Innovative Pedagogy and Learning Environment
Sistem ini bergantung pada kecakapan guru dalam upaya mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan di dalam. Guru guru di sekolah FInlandia tidak dikenalikan oleh evaluasi atau monitoring apapun dari luar, fokus terkuat pada self evaluation.
Sekolah dan guru
bertanggung jawab atas pemilihan materi pembelajaran dan penilaian, sebagaimana
juga atas metode-metode pengajaran spesifik yang bisa mereka gunakan sesuai
dengan yang disyaratkan oleh kurikulum. Guru juga bebas memilih materi
pembelajaran yang ingin mereka gunakan atau bahkan ketika mereka hanya ingin
menggunakan materi yang sudah tersedia.
Kepala sekolah
mengizinkan guru untuk melakukan refleksi tentang pembelajaran dan
pengajaran di dalam kelas; mereka dapat memilih cara menggunakan berbagai macam
bentuk penilaian yang sesuai dengan tiap situasi. Umumnya, para guru di seluruh
jenjang pendidikan sekolah dinilai sebagai para ahli dalam pengembangan
kurikulum, pengajaran dan penilaian. Para pihak berwenang pendidikan dan para
pengambil kebijakan tingkat nasional benar-benar mempercayai guru dan
profesionalisme mereka; para pengajar sendiri mampu memutuskan cara memberikan
pendidikan terbaik bagi semua anak dan orang dewasa.
Kurikulum pendidikan guru dalam buku Pasi Sahlberg Finnish Lesson p.177 disebutkan guru guru Finlandia disiapkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang seimbang antara teori dan praktik. Para calon guru juga dapat mengembangkan wawasan profesional yang mendalam tentang pendidikan dari berbagai perspektif seperti psikologi, sosiologi pendidikan, teori kurikulum, assessme siswa, pendidikan inklusi, didaktik atau pengetahuan pedagogik dari materi dalam bidang yang mereka pilih dan banyak lagi.
Jika pengajar
kurang bagus, adalah tanggung jawab kepala sekolah untuk mengetahui,
memperhatikan dan mengatasinya. Tidak terdapat daftar resmi sekolah terbaik
atau guru terbaik di Finlandia. Penggerak utama kebijakan pendidikan bukanlah
persaingan di antara para guru dan antar sekolah, melainkan lebih pada
kerjasama. Kami percaya bahwa kami memiliki orang-orang terbaik dan bahwa
mereka tahu apa yang harus dilakukan. Kualitas dicapai bukan melalui mengadu
sekolah satu dengan lainnya. Kualitas lebih tinggi dicapai ketika
standar-standar yang ada bersifat mandiri dan yang sampai
pada rasa profesionalisme dan keinginan pribadi untuk mengajar dengan baik. Waktu dibahasan ini saya tutup muka, secara gitu 26 guru disitu semua guru hasil kompetisi se Indonesia, juga kepala madrasahnya dari madrasah madrasah unggulan pula.
Gak ada kompetisi melainkan kolaborasi, kenapa juga kalo bisa semua anak paham dan pinter, toh mereka pribadi yang unik dan berbeda, demikian pula gurunya, kenapa juga kalau kita tahu caranya gak berbagi dengan yang lain. Gak ada pengawas, karena mereka sudah dididik matang menjadi orang orang yang profesional di bidangnya, monitoring langsung dong sama anak anak, anak anak yang akan memberikan feedback atas semua metode dan aktivitas yang dilakukan bersama sama, ortusis juga so ???
Dan gak usah pakai ancaman gak naik pangkatlah, gak sertifikasi lah gak naik gaji lah, mereka secara sadar diri mengembangkan diri totalitas memberikan tenaga dan upayanya untuk efektivitas kegiatan pembelajaran di kelas bersama murid muridnya. Huwaaaa saya pingin jadi guru kayak gituu........ (yang ngomong calon guru)
Para guru sekolah dasar atau guru mata pelajaran yang mengajar di
kelas 1 sampai kelas 6 memadukan sekolah dasar 9-tahun. Mereka
biasanya ditugaskan untuk satu kelas dan mengajar beberapa mata pelajaran. Para
lulusan sarjana merupakan ahli serba-bisa di bidang pendidikan, pengajaran dan
pembelajaran, mereka yang mengembangkan pekerjaan mereka sendiri dan yang
mengakui pentingnya pekerjaan mereka di masyarakat. Program tersebut mendukung
perkembangan cara berpikir pedagogis guru siswa dan perkembangan atau pertumbuhan
mereka ke dalam pekerjaan tersebut sebagai seorang guru peneliti.
belajar kita kurang lama nih, masih banyak yang harus dipelajari |
Menjadi guru sekolah dasar di Finlandia sangatlah kompetitif.
Umumnya tidaklah mencukupi hanya dengan berhasil menyelesaikan sekolah menengah
atas umum dan lulus ujian National Matriculation Examination semata,
dimana ini merupakan tes atau ujian kelulusan sekolah menengah atas eksternal.
Para kandidat yang berhasil juga harus memiliki skor tertinggi, kepribadian
positif dan skill interpesonal yang sangat bagus. Setiap tahunnya, hanya
sekitar satu dari tiap 10 para kandidat tersebut yang akan diterima dalam
program persiapan menjadi seorang guru di sekolah-sekolah dasar Finlandia.
Jumlah total pendaftar tiap tahun dalam keseluruhan lima kategori program
pendidikan guru adalah sekitar 20.000.
Seleksi kandidat pendidikan guru sekolah dasar terdiri atas dua
tahap: Pertama, sekelompok pendaftar diseleksi, berdasarkan (a) skor ujian National
Matriculation Exam mereka, (b) Ijazah Upper Secondary School
(Sekolah Menengah Atas) yang dikeluarkan/diterbitkan oleh sekolah; dan (c)
catatan-catatan yang relevan terkait pencapaian atau prestasi siswa di luar
sekolah.
Tahap kedua proses seleksi terdiri atas tiga komponen:
Para kandidat pertama-tama menyelesaikan ujian tertulis dimana
semua pertanyaannya berfokus pada buku yang digunakan/ditunjuk dalam pedagogi.
Para kandidat kemudian ikut serta dalam kegiatan klinis yang diamati, hampir
mirip dengan banyak situasi di sekolah, tempat dimana interaksi sosial dan
kemampuan komunikasi akan berperan. Para kandidat teratas akan diwawancari dan
diminta, di antaranya, untuk menjelaskan alasan mengapa mereka memutuskan
menjadi seorang guru.
Seperti yang diperlihatkan oleh kedua tahap tersebut, akses untuk
pendidikan guru di Finlandia sangatlah selektif. Hanya kandidat yang paling
cakap yang akan bisa diterima. Biasanya, setidaknya beberapa pengalaman
mengajar sebelumnya atau bekerja dengan anak akan diminta.
Selama pendidikan guru sekolah dasar, studi tentang pendidikan
merupakan mata pelajaran utama, yang terdiri atas tiga area tematis: (a) teori
pendidikan, (b) pengetahuan muatan pedagogis, dan (c) didaktik dan praktek. Para calon guru sekolah dasar umumnya menyelesaikan thesis mereka di
bidang pendidikan. Para calon guru yang berfokus pada mata pelajaran, pada
gilirannya, akan memilih satu topik yang ada dalam subyek utama mereka. Tingkat
ekspektasi ilmiah untuk pendidikan guru adalah hampir sama untuk seluruh
program persiapan guru, dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Porsi kecil praktek mengajar terjadi selama seminar dan selama
kelas-kelas kelompok kecil, dimana para siswa mempraktekkan kemampuan mengajar
dasar mereka dengan sesama anggota lainnya. Pengalaman praktek mengajar utama
kebanyakan terjadi selama Teacher Training School khusus yang diadakan
oleh banyak universitas, dimana mereka memiliki kurikulum dan banyak praktik
yang hampir sama dengan sekolah-sekolah negeri konvensional. Untuk pendidikan
guru sekolah dasar, para siswa mencurahkan sekitar 15 persen waktu studi yang
diharapkan untuk melakukan praktik mengajar di sekolah-sekolah. Untuk
pendidikan guru mata pelajaran, proporsi praktik mengajar di sekolah-sekolah
mewakili sekitar satu per tiga kurikulum.
Selama tiap periode praktik mengajar tersebut, para siswa (calon
guru) mengamati pelajaran yang diberikan oleh para guru sekolah, melakukan
praktik mengajar yang diamati oleh para guru pengawas (pembimbing), dan
memberikan pelajaran-pelajaran independen kepada bermacam kelompok murid yang
dievaluasi oleh para guru pembimbing (pengawas) dan para profesor serta dosen
Departemen Pendidikan Guru.
Pada pengantar Pasi Shalberg dalam buku Timothy Teach Like Finland, disebutkan bahwa semua calon guru Finlandia dibudayakan untuk melakukan penelitian. Pendidikn keguruan berubah menjadi universitas yang berbasis penelitian. Para Guru harus lulus dari program magister yang berbasis penelitian, mereka mempelajari psikologi anak, pedagogi, pendidikan khusus, mata pelajaran didaktik dan kurikulum yang lebih banyak daripada rekan rekan mereka di perg uruan tinggi, sebagai bekal tanggungjawab profesi mereka yang lebih luas di sekolah mereka. Tahun 1990an guru diharapkan secara kolektif merancang kurikulum sekolah mereka, mencari cara efektif untuk mengajar, menilai anak didik dalam belajar, mengarahkan pengembangan dan pertumbuhan profesi sebagai guru secara mandiri. (Teach Like Finland, p.xv)
susah ya jadi guru, guru memang kuncinya like I said before.... mereka yang harus berinisiatif pertama kali memberikan arahan pada orang tua, rekan guru lainnya juga pemerintah
Wait ya saya mau do something ...lainnya jangan tunggu saya Just Do It... (bukan iklan .. )
Semangaattt
Tulisan berikutnya tentang perkembangan Kurikulum di Finlandia
Speechless...
BalasHapusTengkyu oleh2nya, ditunggu kelanjutannya, ini luar biasaaa...