by Lea Kesuma on Sunday, June 7, 2009 at 10:23pm
http://inibukucahya.blogspot.com/ |
Saya akan mengulas semua tentang om Bob yang saya terima sekitar 3 jam pagi itu.
Sebelum om Bob ini mulai bicara, kami semua diperintah untuk memindahkan seluruh isi otak kami ke dengkul, sehingga yang ada di dalam otak masih orisinal
Karena menurut dia, buku yang dipelajari para peserta yang 75% mahasiswa itu, berdasar hal yang sudah basi, yang seharusnya sudah masuk tong sampah, jika mereka masih saja memakai isi buku-buku itu berarti otak mereka penuh dengan sampah, apa lagi otak dosen-dosen ini..begitu kata om Bob yang disertai gerrr tawa para peserta.
Maksud Bob sebenarnya adalah, supaya mahasiswa2 itu selalu mengkritisi teori-teori yang mereka peroleh di bangku kuliah, nggak tinggal telan saja dan hipotesa yang diajukan juga nggak mesti harus selalu dibuat "terbukti" (baca -Karya tulis, Penelitian, Skripsi, Thesis, or Whatever..hanya untuk Ijasah, Gelar dan Kenaikan Pangkat?, http://leakesuma.multiply.com/journal/item/11/), karena apapun bisa terjadi.
Apa yang terjadi di lapangan kebanyakan menyimpang jauh dari apa yang sudah dipelajari di bangku kuliah, apa lagi tentang teori-teori ekonomi yang wajib dipelajari di bangku kuliah, kalo kita nggak update terus perkembangan perekonomian mikro dan makro setiap saat, kita semua bakal ketinggalan.
Ketika di tanya, gimana om Bob bisa sukses sampai sekarang, om Bob malah bertanya kepada mahasiswi itu apa arti sukses, karena om Bob sendiri nggak tau apa artinya sukses.
Persepsi saya dari kata-kata om Bob itu, definisi sukses setiap orang itu berbeda-beda, saya merasa sukses jika, bisa melakukan hal yang berguna bagi orang banyak, pasti definisi sukses menurut anda juga berbeda kan?
Ketika ditanya prospek sebuah usaha, om Bob nggak tau apa arti prospek, karena semua yang ia jalankan just melangkah tidak usah berpikir bagaimana nanti. Karena menurut om Bob hidup itu tidak linier, kita sudah membuat rencana di atas kertas matang dan baik, namun tiba-tiba dihadapan kita ada kejadian yang tidak di duga, apa yang akan kita lakukan? rencana itu jadi amburadul kan? jadi jalani dan hadapi saja semuanya disitulah saya belajar, gitu kata om yang makin pendek aja celananya hehehe
Menurut om Bob, mengapa fenomena ingin jadi PNS ato pegawai swasta masih banyak, karena kebanyakan orang tidak mau dan tidak berani keluar dari comfort zone yang sudah mereka rasakan seumur hidup mereka.
Sejak kecil semua orang di Indonesia tidak boleh melakukan kesalahan, bisa dilihat dari sistem pendidikan Indonesia yang selalu mendewakan ANGKA yang benar, dan menyalahkan kesalahan sebagai harga mati yang tidak dapat ditolerir.
Sistem pendidikan kita tidak peduli, jika mau jadi orang yang baik dan benar harus ada yang namanya PROSES, Tidak bisa Instant. Kebiasaan instant ini juga berimbas pada segala aspek kehidupan manusia Indonesia sekarang.
Makanya ketika mereka dewasa, maunya ya yang aman-aman saja, tidak berani mengambil Resiko
Saya sebenarnya mengajak murid-murid saya ke seminar itu, namun biaya yang 38ribu menurut mereka masih kemahalan, kemudian mereka mengusulkan agar keesokan harinya saya saja yang menyampaikan rangkuman seminar itu di depan kelas, cerdik ya mereka hahaha
80% murid saya tidak kuliah, so menurut saya mereka harus belajar dengan seseorang seperti Bob dan Rhenald, bukan hanya belajar dengan seseorang seperti saya.
Saya selalu katakan pada mereka, jangan kecil hati, justru owner perusahaan-perusahaan itu pendidikannya tidak tinggi kok, belajar capek-capek sampe S3 bahkan professor untuk apa kalo jatuh-jatuhnya cuman jadi pegawainya orang.(maaf ya, nggak bermaksud menyinggung yang lagi kuliah DR.). Sangat mungkin 4 tahun lagi kalian sudah bisa mandiri memiliki perusahaan sendiri, dan temen-temen kalian yang kuliah melamar pekerjaan ke perusahaan kalian.
Dan seperti biasa, terlihat semburat cerah di wajah-wajah itu dengan senyum yang merekah, seakan harapan akan mimpi mimpi mereka akan terwujud tidak lama lagi. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar