Jumat, 01 Juni 2012

Steve Jobs di mataku (*.*) 1/6

Membaca buku tebal ini di halaman-halaman awal sudah bikin saya geli, bagaimana tidak ulah duo Steve, Jobs dan Woz mengingatkan ulah murid murid saya di kelas dan di sekolah. Yang paling membuat saya terpingkal dan keinget sampai sekarang adalah saat Woz membuat semacam remote untuk mengacaukan frekuensi TV. Saat nonton TV bareng di asrama tempat Woz tinggal, dia akan menekan tombol remote buatannya itu, saat frekuensi TV tiba tiba kacau maka salah satu penonton akan berdiri dan memukul mukul TV tersebut, dan Woz tinggal melepas tombol remotenya maka layar akan bening kembali, hal ini dilakukan berulang ulang, hingga ada satu penonton yang rela memegang antena TV agar gambar yang ditampilkan tetap bening....hahahaha Usil yaa

Jobs dan Woz duo anak anak cerdas, kreatif dan inovatif, perbedaannya hanya pada Jobs yang nekat dan sinting, karena karya karya dan ulah mereka itulah membuat mereka menjadi kesulitan di sekolah. Tapi hal hal itu menurut saya yang membuat Jobs jadi orang inspiratif sepanjang masa.

Saya jadi ingat jika ulah anak anak maksudnya murid murid saya yang terkadang agak gila dan aneh aneh, gak mematuhi aturan yang tidak jelas, dan kritis. Anak anak ini sebenarnya adalah anak anak cerdas, namun terkadang kita tidak bisa menerima bentuk kecerdasan mereka. Membaca buku Isaacson ini membuat saya menyadari bahwa jika anak anak tersebut kuat mental, tahan banting dan tahu betul apa yang dilakukannya maka suatu saat mereka akan menjadi orang besar.


Sejarah hidup Jobs juga tidak mulus, "dibuang" oleh orang tua kandungnya, memiliki orang tua angkat yang baik hati tapi pas pasan, aksi nekat yang sering merepotkan teman teman dekat dan orang tuanya, keyakinannya bahwa suatu saat akan ada komputer sebesar tangan, perfeksionis dan pikiran pikiran gila nya. Namun justru itu yang membuatnya berbeda.

Saya terkesan sekali dengan produk Apple, laptop pemberikan adik, tiba tiba jatuh dan penyok di bagian siku luar antara layar dengan PC nya atau apa ya istilahnya..(. hehe.. ) penyok cukup dalam sekitar 1cm, tapi sama sekali tidak mempengaruhi kualitas tampilan monitor dan PC hardisk keyboard semua berjalan seperti semula sampai sekarang. Kereen kan..


Menurut saya Jobs adalah manusia pembelajar, saat Markkula menulis mengenai filosofi pemasaran Apple yang antara lain berbunyi "bagaimana memahami kebutuhan konsumen dengan baik dibandingkan dengan perusahaan lain" (p.102) prinsip ini semakin kesini jadi berubah Jobs memiliki prinsip sendiri bahwa "konsumen tidak tahu apa yang mereka inginkan sampai kami tunjukkan kepada mereka apa yang mereka mau"

Saya sempat terhenyak saat membaca pertama kali kalimat ini beda bangett sama teori pemasaran yang ada di kepala. Tapi disinilah dahsyatnya, sehingga muncullah IPad, Phone, IPod touch, yang walau mahal, namun produknya elegan, pertama kali ada, berkualitas dan tahan banting.

bersambung....







1 komentar:

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...