Jumat, 29 Juni 2012

Be the leading entity in education

atau bahasa bebasnya menjadi yang terdepan bersama sama dalam pendidikan, gitu kira kira kali yaa hehe

itu tema seminar internasional yang barusan saya ikuti dua hari ini dari tanggal 27 - 28 Juni 2012, yang diselenggarakan oleh Faculty of Education and Training Satya Wacana Christian University Salatiga

Seminar ini amazing, ada lima pembicara, 2 dari indonesia, 1 dari Oregon, 1 dari Illionis, 1 dari India
Untuk diketahui, ikut seminar ini sebagai hadiah dari sekolah karena kemarin saya menang lomba menulis tingkat nasional yang diselenggarakan oleh alumni ITB, Thank u pak kepsek n pak humas :). Tapi jika boleh usul, seharusnya semua guru yang 90 orang itu diikutsertakan semua, pasti keren jadinya...:)

Pembicara pertama adalah ibu Megawati Santoso, Ph.D
Indonesian Qualification Framework Team Coordinator at Directorate General of Higher Education, Ministry of Education, Indonesia-aish atau bahasa Indonesianya Koordinator Tim Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi, Program Penyelarasan Lintas Kementrian-Kemdiknas n Kenakertrans, 2012


Bu Mega akan sosialisasi tentang peraturan presiden no 8 tahun 2012 tentang KKNI itu--
KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk sumber daya manusia nasional berkualifikasi (qualified person) dan bersertifikasi (certified person) melalui skema pendidikan formal, non formal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.

Search aja di google, jadi intinya kalau yang saya tangkap, pemerintah akan mengakui kemampuan seseorang berdasar kualifikasi yang dimilikinya, maksudnya jika S1 pendidikan, ijazahnya nanti mesti dilampiri kualifikasi kemampuan dengan terperinci, dus yang nggak memiliki ijazahpun akan diakui asal dia memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. So seperti pak Aik, yang ahli bangunan, plumber, kelistrikan walau cuma lulusan SMA, namun keahliannya akan diakui di level yang sama dengan ahli bangunan lulusan S2 sekalipun. Waaaa jadi anak anak homeschooling gak usah kuatir sekarang. Bu Mega juga cerita temennya pemimpin orkestra hebat di Bali kualifikasinya akan setara dengan pimpinan orkestra lulusan S3.
Latar belakangnya adalah, untuk menghadapi arus globalisasi nanti, di tahun 2015, karena mau nggak mau arus barang jasa, investasi dan sumber daya manusia akan keluar masuk Indonesia dengan bebas, kita gak mau dong kualifikasi kita di sana lebih rendah.

Kenapa kok nggak dari pertama GATS dan AFTA ditandatangani ya, itulah pinternya kita, di negara lain, butuh biaya besar dan waktu yang cukup lama trial error untuk menyesuaikan diri, kita hanya butuh waktu 1,5 tahun karena belajar dari pengalaman negara negara lain hehe curang ya

Ada enam profesi yang akan di tukar bebaskan, insinyur, perawat, arsitek, land surveyor, dokter dan akuntan, saya gak jelas si apa dengan demikian profesi lain nggak bisa ditukarbebaskan, berarti guru untuk sementara aman dong hehe

Menurut bu Mega, Kalau tidak mau dilibas oleh jaman, maka kita sekarang harus RUN RUN RUN apa saja, pengetahuan, kualifikasi, kerja keras, karena lulusan perawat di Indonesia, kualifikasinya tidak cukup untuk jadi perawat di rumah sakit di Riyadh, meraka malah jadi tukang sapu disana. :(

Jadi penekanan bener bener pada OUTCOME tahu sedikit tapi mendalam daripada tahu banyak tapi sedikit..

STOP COMPLAIN AND BLAMES OTHER...GO GO GO RUN RUN RUN EVERYBODY  SEMANGAATTT!!!...(^.^)/..


Biar gak capek bacanya bersambung yaaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...