Minggu, 23 April 2017

Jahiliyah 4

Bersama penggerak KGB Salatiga,
dan sebelah kanan sendiri pak Godi,
dulu murid saya lho hihihi
nikmatnya jadi guru, bisa belajar bareng sama murid
Alhamdulillah saya, bisa masuk ke jaman jahiliyah 4 sekarang, dan meninggalkan jaman jahiliyah 3 yang sudah saya yakini sejak tahun 2009. Wow 8 tahun di jaman jahiliyah 3 ... keren..

Gini, saya membagi perjalanan saya jadi guru ke dalam beberapa jaman jahiliyah, inspirasinya dari Steve Jobs - Stay Foolish, Stay Hungry - ceritanya ada disini http://untukanakbangsa.blogspot.co.id/2014/10/duh-ternyata-saya-salah.html jadi di perjalanan ini saya bisa sekali salah, dan berubah cara berpikir saya tentang bagaimana mendidik dan belajar bersama anak anak.

Jaman Jahiliyah 4 saya masuki tepat tanggal 22 April 2017, setelah saya mengikuti pelatihan guru Merdeka Belajar oleh Kampus Guru Cikal di Balaikota Yogyakarta

Pertama, sebelumnya saya meyakini, nilai itu tidak penting, tapi saya masih belum paham benar, bagaimana mengapresiasi apa yang telah mereka hasilkan. Kedua, ketika mengajar, tujuan formal sesuai standar kompetensi yang sudah ditetapkan, tetapi memang tidak pernah saya tekankan benar, saya punya tujuan belajar sendiri yang saya tetapkan, tanpa berdiskusi dengan anak. Padahal saya tahu lho, belajar itu kan harus sesuai kebutuhan anak.
Jadi semua yang saya lakukan, tujuan dan assesmentnya saya yang bikin, saya yang tetapkan dan selama ini saya merasa sudah paling oke..... hahahaha... (ketawa miris nih)

Sabtu, 22 April 2017, saya mengikuti Pelatihan Guru Merdeka Belajar oleh Kampus Guru Cikal dengan guru Unun dan Guru Bukik di Balaikota Yogyakarta dalam rangka Pesta Pendidikan Yogyakarta 2017 - Berkarya Melintas Batas

Saya bergabung di Komunitas Guru Belajar Nusantara dan Salatiga kira kira beberapa bulan yang lalu, saya mulai mengikuti beberapa seminar daring tentang Kurikulum Merdeka Belajar dan Guru Merdeka Belajar VS Guru Nggak mau Belajar kemudian saya juga menyimak temu pendidik mingguan di Telegram yang diskusinya keren keren, bahkan saya sempat terhenyak waktu saya diminta jadi Narasumber, teman teman diskusi saya setuju dengan pernyataan saya tentang bagaimana materi pelajaran yang disampaikan dibagi menjadi penting dan tidak penting. Wah saya langung jleb bahagia, ternyata saya punya banyak teman sekarang.

tapi saya tetep don't know how, yang bener gimana, mesti gimana, selama ini masih terus mencari dan mencari, Alhamdulillah ketemu juga kemarin, cara yang insyaAllah tepat dan siap dicoba semester depan

Sebentar sebelumnya, saya mau komentar tentang bagaimana pelatihan ini berlangsung, yang sangat berbeda dengan pelatihan yang sering saya ikuti. Pelatihannya terstruktur, dan disiplin dengan waktu, sampai menitnya saja mereka concern sekali, kemudian tujuan dan sasaran juga cara menyajikannya jelas banget, jadi feelingnya beda, bukan sekedar pelatihan basa basi, just for menghabiskan dana.

Nah berikut rangkuman yang saya catat selama pelatihan keren ini :

Merdeka Belajar bukan berarti tuntutan kebebasan belajar, tetapi Merdeka belajar adalah belajar yang dipandu oleh kesadaran terhadap pengetahuan diri dan proses belajarnya. Guru merdeka belajar adalah orang yang belajar karena sadar tentang kebutuhan, tujuan, perasaan, kemampuan dan capaian belajarnya
Belajar bukan karena insentif, sertifikat, namun belajar karena inisiatif ingin belajar dari siapa saja, bukan hanya dari ahli. Belajar sesuai konteks di sekitar. Belajar dengan berani mencoba, gagal dan mencoba lagi. Belajar dengan memberdayakan semua pemangku kepentingan.

Pertama, ada yang disebut Siklus Merdeka Belajar

Gambar diatas saya buat ulang berdasarkan handout yang diberikan saat pelatihan

Oke selama ini, kita mengajar sesuai lesson plan dengan tujuan belajar dan assesment yang sudah ada dan tinggal pakai, tetapi di Merdeka Belajar, dimana belajar sesuai kebutuhan murid, kita diajarkan untuk melakukan dialog reflektif dengan murid, tentang bagaimana tujuan belajar dan bagaimana melakukan refleksi belajar. Refleksi belajar disini adalah mengajak murid murid mengukur apakah tujuan belajar yang ditetapkan sebelumnya berhasil atau tidak, dengan alat ukur yang disepakati bersama.

Jadi dialog reflektif adalah bagaimana guru dan murid dapat menarik makna dari kegiatan yang sudah dilakukan di dalam kelas dari tujuan dan hasilnya.

Didalam pelatihan kami praktik membuat tujuan belajar, cara dan refleksinya dengan tahapan tahapannya dibimbing guru Unun. Guru belajar dengan guru lain, walau masih muda, guru Unun sangat berpengalaman dan smart ya, jadi dia disiplin sekali mengarahkan kami yang mulai belok kanan belok kiri untuk kembali fokus pada apa yang kami pelajari hari itu. Istimewanya tanpa menyinggung siapapun, tetap tersenyum bahkan tertawa, tetapi saya merasakan ketegasan disana. Sampai sikap guru Unun aja, inspiratif buat saya....

Kita dibagi kelompok, untuk diskusi menentukan tujuan, assesment
juga berdiskusi dampaknya 10 tahun kedepan...
Kedua, Cara Mengajar Merdeka Belajar 
Memanusiakan Hubungan dengan menciptakan dukungan emosional dan pedagogis kepada siswa, Memahami Konsep - belajar dengan mengkonstruksi makna dan fokus kepada pemahaman, Membangun Berkelanjutan, membangun ruang kontrol siswa terhadap rute dan tantangan yang dihadapi, menciptakan situasi penilaian yang tidak mengancam siswa dan fokus kepada bantuan untuk penilaian diri sendiri, penilaian yang tidak mengancam siswa yang tidak membuat mereka down, berikan kepercayaan diri pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang mereka mudah pahami dulu, baru setelahnya naik level. Kemudian tidak ada penilaian baik cukup kurang, berikan penilaian misalnya mahir, terampil dan pemula.  

Memilih Tantangan dengan mengembangkan otonomi, memberikan pilihan yang bisa diambil siswa, mengenai apa yang bisa dilakukan, material apa yang bisa digunakan, dimana bisa belajar, siapa yang bisa diajak kerjasama. Terakhir Memberdayakan Konteks dengan belajar sesuai konteks untuk memberikan kontribusi.

Ketiga, ada empat kunci pengembangan guru, Kemerdekaan belajar, Kompetensi, Kolaborasi, Karir, yang menarik Karir guru itu bukan jadi Kepala Sekolah, namun bagaimana guru bisa mengembangkan dirinya menebar manfaat seperti misalnya menjadi pelatih guru yang lain, membuat video blog pembelajaran, menjadi penulis dan masih banyak lagi yang bisa dikembangkan

Demikian dulu ringkasan pelatihan yang keren badai ini, yang membuat saya meninggalkan jaman jahiliyah 3 saya, nulis ini mulai banyak ide loncat loncat di kepala ...hahaha

Terimakasih Kampus Guru Cikal, Guru Unun, Guru Bukik, Guru Lany dan teman teman KGB se Indonesia...

Oya sebentar, saya terharu sumpah, ketika melihat semangatnya anak anak muda eh guru guru muda bahkan calon guru yang ikut pelatihan ini, tangis saya nggak kebendung saat mereka menyanyikan lagu mars KGB ciptaan dan inisiatif sendiri dari KGB Banyuwangi .... Daebak..😱




Guru Merdeka Belajar

Anak negeri membawa sebuah mimpi
Terangi hati dengan pekerti
Tempat tumpuan sebuah cita
Hidupkan Harapan

Kami guru nyalakan tanda tanya
Mencari jawaban bersama sama
Merdeka belajar dan berkarya
Untuk masa depan anak anak bangsa

Ucap laku jadi keteladanan
Mendidik haruslah melibatkan
Membuka diri, slalu refleksi
Menjadi pembelajar yang mandiri

Pencipta@tunggul_harwanto
Komunitas #GuruBelajar Banyuwangi

Mrinding gak sih dengernya, ya Allah mudahkanlah perjuangan Guru Guru Bangsa ini, untuk Indonesia yang lebih baik. Aamiin

Semangaaattt..... 😍😍😍


Hari ini jam 1 siang ketemuaaan yuuuk, belajar bareng... 😍

2 komentar:

  1. Ibu Amel, beruntung sekali ketemu ibu dan guru2 inspiratif yg lain di Pekan2017 lalu...
    Terima kasih rangkumannya... Saya suka..saya sukaa...

    Btw, sy punya lho, buku bu Amel yg ttg PTK itu... Saya baru tau setelah liat d blog ini.. Aah.. Tau gitu kemarin sy bawa bukunya biar ditanda tangani...
    Sukses terus bu, berkarya terus..

    BalasHapus

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...