Alhamdulillah dan hahaha... reaksi pertama saat saya membaca sms pendek dari pimpinan PKBM tempat anak anak HS termasuk Raihan (11th) mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket A. Sms nya berbunyi "Info sementara paket A lulus semua, untuk kelanjutannya, menunggu pengumuman dari Diknas"
Maksud saya begini, Saya tahu sekali Raihan sama sekali tidak pernah secara khusus belajar PKn, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematika, dia murni belajar dari sekitar, tidak ada jam khusus, kegiatan khusus atau jam belajar khusus untuk itu.
Kegiatan semua serba spontan, yang rutin hanya ngaji itupun tidak pas waktunya, pokoknya suka suka, kadang subuh, kadang habis maghrib, kadang habis Isak, targetnya sehari ada ngaji, walau hanya sebentar sekali gak lebih 30 menit.
Itulah mengapa saya oke saja waktu Raihan ditawarin untuk ikut ujian Paket A. Saya cuma berpikir ini proses pembelajaran yang baik, mengingat Raihan sama sekali tidak pernah merasakan bagaimana ujian sekolah itu. Tidak ada niatan sama sekali untuk mengukur kemampuan, lha wong indikator UN atau UNPK saja tidak jelas kan? Saya malah berharap dia gagal, karena saya ingin dia merasakan bagaimana rasanya gagal. (kejem ya ibunya hehe)
Tetapi Allah berkehendak lain, Raihan lulus, masalah nilai tidak penting. Pembelajaran buat Saya BUKAN Raihan adalah rasa optimis dan percaya diri yang Raihan bawa saat akan ujian Paket itu ternyata penting, pendapat Raihan saat mengetahui kalau UNPK soalnya pilihan ganda "cuma milih abcd aja ya, gampang dong" itu juga penting, tidak ada beban, tidak ada prasangka, jujur, apa adanya juga penting.
Selanjutnya Raihan secara khusus memiliki dua keinginan yaitu belajar jadi programmer juga belajar nyanyi dua hal yang berbeda jauh.... tapi paling tidak dia sudah tau apa yang ingin dia lakukan selanjutnya
Semangaaattt!!...(^.^)/...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menjadi Instruktur
Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...
-
Saya meminta seorang teman sariorange@gmail.com untuk menerjemahkan artikel yang berharga ini, supaya lebih banyak teman guru yang bisa ter...
-
Tahun 1998 - 2005 saya adalah guru paling kejam di dunia, saya sering menyakiti anak-anak saya sebagai dalih untuk melecut semangat mereka, ...
-
Mereka yang ada di Jaman Jahiliyah 3 Saya... :) Saat ini saya membagi perjalanan saya menjadi guru, menjadi tiga jaman jahiliyyah. Pili...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar