Selasa, 05 Maret 2013

Anak Ini ...

Salah satu usaha yang dibangunnya
Anak ini, masuk satu jurusan di Universitas Negeri Semarang jalur tertulis dan kemudian kuliahnya dibiayai oleh beasiswa Bidik Misi dari pemerintah. Anak ini, anak miskin dari satu desa yang kemudian melanjutkan sekolahnya di kota di tempat saya mengajar. Ia murid saya namun pengalaman berorganisasi dan bertemu banyak orang yang menginspirasinya. Terpilih menjadi ketua SKI (Kelompok Kerohanian Islam) SMA/MA se Kota, dan berhasil mengkoordinir ratusan siswa untuk sebuah event besar. Saya saksinya bagaimana teman-temannya dari sekolah lain dari sekolah- sekolah yang lebih favorite, turut bersama sama termanajeri dengan baik oleh anak ini.

Anak ini saat di sesi terakhir masa sekolahnya ditawari bekerja sebagai staff  manager di  PT. Mulia Rejeki Waterindo di Semarang, tanpa tes, ia sempat bekerja disana beberapa bulan, namun ia merasa ini bukan dunianya, ia melepas gaji Rp.3.000.000,- perbulan untuk mandiri, membuka usahanya sendiri.




Anak ini, anak desa dan jauh dari kalangan berada, sekarang menjadi Presiden Direktur perusahaan yang dibangunnya sendiri. Presiden Direktur Arsimizaf Group, karena usaha yang digelutinya bermacam macam, donat, brownies, yang baru akan dikembangkan ice cream dan pelatihan motivasi atau training center. Untuk usaha yang terakhir ini, Dia sudah mulai dengan melatih anak anak SMA untuk berani bermimpi dan menjadi wirausaha muda. Dia ingin membuktikan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, asal mereka mau bersungguh sungguh dan bekerja keras.

Ketika ditanya bagaimana memulai usaha, jawaban dia, mulailah dari diri sendiri, ketika ditanya apa kendala usahanya, kendalanya adalah diri sendiri. Jadi intinya, semua tergantung pada diri Anda, Anda harus yakin, ulet dan mau bekerja keras, jangan mendahulukan berpikir kendala, berpikirlah positif, semua usaha bisa dilakukan dan insyaAllah berhasil.

Mencium kaki Bunda tersayang, saat diumumkan
sebagai lulusan terbaik
Anak ini, anak desa nan jauh dari kalangan berada, dia sempat ditentang ayah bundanya ketika akan bersekolah di kota besar, dia juga pernah merasa minder, aku anak desa, belum pernah bertemu dan merasakan gaya hidup orang kota. Ketika bersekolah di MA (Madrasah Aliyah) pun prestasinya naik turun, terutama prestasi akademiknya hingga wali kelas pernah menegurnya untuk memillih antara kegiatan organisasi dan sekolah, dan ia tetap memilih berorganisasi, toh di kelas 3 (XII) semua itu mau tidak mau akan dilepasnya.

Yang mengharukan saat akhirussanah atau pelepasan siswa kelas 3 anak ini meraih predikat lulusan terbaik, saya melihat betapa tangisan pecah saat itu, dia sujud di kaki Bundanya, memeluk ayah dan kakaknya. Saya ikut terharu melihatnya, perjuangan panjang dan kesungguhannya membuat dia bersyukur memiliki keluarga yang bisa akhirnya mendukung dan memahaminya. Ayah Bundanya sosok yang sangat bersahaja, mereka patut bangga memiliki putra yang mandiri, ulet dan pekerja keras.

Anak ini, memulai usaha enam bulan yang lalu saat uang saku beasiswa nya cair sebesar Rp.600.000,-, yang menarik adalah uang beasiswa tersebut tidak digunakan untuk keperluan konsumtif namun, dia gunakan untuk memulai usahanya, dia berpikir bagaimana uang Rp.600.000,- ini bisa berlipat lipat di kemudian hari. Mulailah ia berjualan Donat, cara memasarkan donatnya tidak sewa tempat atau toko, cukup via sms. Bisnis ini berkembang, selain Donat, dia berjualan Brownies dan ice cream semua via sms. Ia memanfaatkan networking yang sudah dia miliki sejak MA saat berorganisasi untuk memasarkan produk produknya. Sekarang omset perhari yang ia peroleh sebesar Rp.500.000, atau Rp.15.000.000,- perbulan sungguh berlipat lipat dari modal Rp 600.000,- per bulannya.

Saat saya minta berbicara  di depan murid murid saya kelas XII, dia berbagi tip, "semua yang saya capai sekarang ini, sebagian adalah mimpi yang saya tulis saat saya kelas X, mimpi saya ini pernah diejek bahkan di robek oleh teman teman saya, tapi saya yakin saya bisa mencapainya. Jadi yakinlah akan mimpi kalian, yang kalian lakukan sudah benar, kalian sudah menulis mimpi mimpi kalian disana, siap bekerja keras dan bekerja cerdas, tunggulah keajaiban Allah". (anak anak kelas XII yang dimaksud adalah anak anak di kelas Dare to Dream)

Walau saya bukan bagian dari cerita ini, saya turut bangga dan terharu bisa mengenal sosok yang menginspirasi ini

Semangaaaattt!!...(^.^)/..
Nama anak ini Purnama. Nama Facebooknya
Purnama Meraih Impian





3 komentar:

  1. Ikut bangga dengan keberhasilan Purnama, semoga selalu menjadi pribadi yang bersahaja:)

    BalasHapus
  2. Hebat..semakin banyak anak2 muda seperti ini, semakin besar kemungkinan negara ini bertambah maju :)

    BalasHapus
  3. mas Puuuuur....mumtaaazzzz.... :) merinding bacanya :D

    BalasHapus

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...