Minggu, 24 Oktober 2010

Daftar Kebaikan


Ide ini berawal dari note seorang teman Shalahudin Borneo mengenai seorang guru yang membuat daftar kebaikan yang mampu meningkatkan kepercayaan diri seorang anak.

Anak-anak saya ada sekitar 56 orang, setiap kelas ada 28 anak. Sehingga untuk satu kelas butuh sekitar 784 kartu, berarti kalau dua kelas ada 1.568 kartu. Saya mulai ke tukang potong kertas beli 200 lembar kertas yang agak tebal..likes kertas kerdus, murah, cuma 20 ribu, lalu kupotong jadi 8....*mulai kurang kerjaan ya gurunya hihihi..*

Masuk kelas, setiap anak memperoleh 28 kartu, tugas mereka adalah menulis nama seluruh teman sekelasnya dan menuliskan satu kebaikan untuk masing-masing teman mereka di setiap kartu, tidak boleh normatif, harus terperinci, kalau perlu pakai cerita yang membuat mereka terkesan akan kebaikan teman tersebut.

Hehehe ternyata butuh waktu hampir dua jam pelajaran atau 1,5 jam untuk membuat daftar tersebut. Ternyata melihat kebaikan temen lebih sulit daripada melihat kejelekannya. Sampai ada seorang anak yang mengeluh, ”aduh bu kurang 10 kartu gak ada kebaikannya si....”.... ”Oh come on pasti ada, buka hati, buang gengsi, kalau perlu lihatlah wajahnya..”...
Akhirnya selesai juga, semua kartu kembali ke saya, untuk saya pilah-pilah sesuai nama, jadi sekarang tiap nama punya 28 kartu daftar kebaikan.

Esok paginya saya bagikan daftar kebaikan tersebut ke yang punya nama. Apa reaksi mereka?...wajah mereka cerah ceria, gelak tawa mulai terdengar, kemudian mereka berlarian ke teman yang mereka kira menulis kebaikan tersebut. Setelah puas membaca daftar kebaikannya, saya suruh mereka mengurutkan dari yang membuncahkan hati sampai yang biasa-biasa saja. Saya siapkan pita warna-warni dan pembolong.
Saya sarankan mereka untuk membaca daftar kebaikan mereka ketika mereka merasa down dan kesepian.
Ide ini dilatarbelakangi adanya keluhan beberapa anak yang mulai dijauhi teman-temannya, tanpa sebab. Ada lagi yang sampai tidak merasa nyaman di kelas karena tak seorang temanpun yang mau bicara dengannya.

1 komentar:

Menjadi Instruktur

Pengalaman berikutnya sejak pandemi tepatnya mulai 13 Oktober 2020, saya diajak mas Aye - menjadi instruktur pengajar praktik guru penggerak...